Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AFC Bournemouth punya solusi unik terhadap kemandulan mereka depan gawang. The Cherries memecahkan masalah ketajaman mereka di kandang sendiri dengan mengganti jaring gawang.
Jaring di Vitality Stadium berwarna merah dan hitam ketika mengawali kompetisi 2016-2017. Warna tersebut mengacu pada seragam kebanggaan Si Ceri, julukan Bournemouth.
Pada akhir Maret 2017, Bournemouth memutuskan untuk mengganti jaring gawang mereka dengan putih. Mirror menyebut biayanya mencapai 125 pounds (Rp 2,1 juta).
Tak disangka, pergantian tersebut membawa keberuntungan. Dewi Fortuna lebih sering menghinggapi Bournemouth.
Baca juga:
Benik Afobe dkk meraup tiga kemenangan dan cuma sekali kalah dalam empat laga kandang terakhir Liga Inggris atau setelah kehadiran jaring gawang baru. Gol yang mereka hasilkan adalah 10.
Joshua King menjadi top scorer Bournemouth pasca-pergantian net gawang. Sebanyak lima gol ia sarangkan.
Coba bandingkan dengan saat jaring gawang Bournemouth masih merah-hitam. Mereka hanya menghasilkan dua kemenangan dengan torehan 12 gol dari sembilan laga di rumah sendiri.
Usut punya usut, ide untuk melakukan pergantian di gawang muncul dari Jason Tindall selaku asisten manajer Eddie Howe.
"Pujian layak diberikan kepada Jason yang menilai bahwa net kami tidak menginspirasi striker untuk bikin gol," ucap Howe.
"Anehnya, pergantian tersebut berhasil. Jadi, kredit pantas diberikan kepada Jason atas observasi dia," tutur sang nakhoda.
Mungkin jaring gawang juga bisa membawa Bournemouth terus merangkak naik di papan klasemen.
Skuat asuhan Howe bertengger di peringkat ke-13 klasemen setelah melewati 34 pertandingan. Koleksi poin mereka adalah 38, unggul delapan angka dari Swansea di tangga ke-18 atau batas akhir zona degradasi.