Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Zinedine Zidane benar. Meski kalah di el clasico dari Barcelona dan turun satu setrip ke peringkat dua, Real Madrid masih memegang kendali atas nasib mereka sendiri di jalur perebutan titel La Liga 2016/17.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Lantaran kalah dari Barca, perolehan poin Madrid kini sama dengan seteru abadi di puncak klasemen, tetapi Los Blancos kalah head-to-head dari Blaugrana.
Meski demikian, Madrid masih menyimpan satu partai tunda melawan Celta Vigo, yang bisa mengembalikan mereka ke singgasana. Dengan kata lain, ucapan Zizou selaku bos Madrid bahwa nasib Madrid masih di tangan sendiri amat relevan.
"Hal-hal seperti ini terjadi. Kami kecewa karena kalah, tapi tak akan mengurangi kepercayaan diri. Nasib masih ada di tangan kami sendiri. Sekarang waktunya beristirahat dan setelah itu fokus sepenuhnya ke partai Rabu melawan Deportivo," tutur Zizou di situs klub.
Buat Los Blancos, syarat menjadi juara La Liga 2016/17 simpel saja: memenangi enam laga sisa. Andai bisa melakukannya, sudah pasti Madrid mengakhiri musim ini di atas Barcelona.
Madrid bisa melakukannya. Pada musim lalu, Cristiano Ronaldo dkk. bisa memenangi seluruh 12 partai terakhir liga, termasuk salah satu di antaranya melawan Deportivo La Coruna.
Mengulangi capaian itu, artinya Madrid menggaransi titel juara lagi setelah terakhir melakukannya di musim kedua era Jose Mourinho (2011/12).
Rotasi Lagi
Kalaupun rencana memenangi enam laga sisa gagal kesampaian, Madrid masih punya jatah, yakni satu kali seri. Dengan hitungan lima kemenangan plus satu hasil imbang di enam pertandingan liga tersisa, hitungannya sudah cukup buat Los Blancos menyegel gelar liga.