Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BANTUL, JUARA.net – Perencanaan keuangan selalu jadi masalah klub sepak bola Tanah Air. Pemain PSIR Rembang sempat mogok, akibat telat pembayaran gaji, sebelum memenangi laga perdana mereka di Liga 2 musim 2017.
PSIR Rembang yang kurang diperhitungkan mampu membuat kejutan di kandang Persiba Bantul. Dalam laga pertama mereka di Grup 4 Liga 2, PSIR menang 1-0 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (22/4/2017).
Satu-satunya gol PSIR dicetak Kresno Hadi di menit 35. Kemenangan yang mengejutkan, bahkan pelatih PSIR, Hadi Surento mengaku tak percaya anak asuhny bisa meraih tiga poin di kandang lawan.
Dengan kondisi tim yang dibelit masalah, dia hanya menargetkan hasil imbang di pertandingan pertama ini.
Baca juga:
”Kemenangan ini tidak diduga. Kami melebihi target awal karena sesungguhnya hanya membidik satu poin. Tetapi, kami bisa meraih kemenangan. Padahal, kami sedang bermasalah,” kata Hadi.
Menurut Hadi, pemain sempat menolak berangkat ke Bantul karena gaji mereka yang mengalami penundaan selama hampir tiga bulan. Bahkan selama tiga hari terakhir, pemain sudah mogok berlatih.
Manajemen akhirnya membayarkan gaji pemain. Namun hanya satu bulan yang diselesaikan. Meski masih harus memikirkan gajinya, pemain PSIR berusaha tampil tenang.
Strategi pelatih memperkuat sektor pertahanan juga cukup berhasil.
”Kami hanya berusaha tetap fokus. Ini menjadi kunci kemenangan. Perjuangan pemain sungguh luar biasa dengan kondisi seperti ini,” ujarnya.
Bagi Persiba, kekalahan di kandang jelas menjadi kerugian besar. Pelatih Purwanto Suwondo mengungkapkan, dia harus segera melakukan pembenahan karena sudah kompetisi sudah bergulir.
“Tidak ada pilihan, saya harus secepatnya melakukan pembenahan. Dengan kekalahan ini, saya harus memulainya lagi. Situasi akan berbeda bila kami menang di laga pertama ini,” ucap Purwanto.
Diakui Purwanto, kekalahan tim tidak terlepas dari mental bertanding anak asuhnya. Eks pelatih PSBI Blitar ini mengatakan, para pemain muda terlihat masih labil dan belum memiliki mental yang kuat.
“Tim ini terdiri banyak pemain muda. Mental mereka belum tertata. Tampil di pertandingan pertama, mereka terlihat gugup dan tegang. Kalau sudah mental, pelatih hanya punya peran 10 persen,” tuturnya.
”Sedangkan 90 persen adalah pemain itu sendiri,” kata pelatih kelahiran Lampung ini.