Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pescara sukar beranjak dari dasar klasemen. Namun, kehadiran pelatih baru sejak Februari membawa perubahan yang bisa menyulitkan lawan. Termasuk terhadap AS Roma, yang kebetulan memiliki keterkaitan dengan arsitek tim tersebut.
Penulis: Christian Gunawan
Secara matematis, Pescara masih berpeluang sintas alias bertahan. Hanya, perolehan poin mereka tidak lancar sepanjang musim.
Posisi juru kunci menjadi gambaran jelas kepayahan dua kali juara Serie B itu. Bahkan di kandangnya, Stadion Adriatico, Pescara sukar menunjukkan kekuatan.
Pescara baru sekali mereka menang di rumahnya, yakni atas Genoa pada 19 Februari silam.
Hanya, terkait jamuan untuk Roma pada Senin (24/4) atau kick-off Selasa pukul 01.45 WIB, kemenangan semata wayang Pescara di depan publiknya menjadi menarik.
Pescara akan berbeda dari yang dihadapi sebelumnya.
Klub promosi itu kini ditangani Zdenek Zeman. Nama ini pernah sangat melekat dengan Roma.
Pelatih asal Republik Ceska ini pernah menangani I Lupi pada 1997-1999 dan 2012-2013.
Walau reputasinya tak sebaik dulu, Zeman sempat menyuntikkan semangat baru setelah datang ke Pescara pada medio Februari menggantikan Massimo Oddo.
Beberapa hari kemudian, Pescara meraih kemenangan itu, yang baru menjadi torehan kedua sepanjang musim ini.
Namun, klub dari Abruzzo itu kembali melempem dan selalu kalah di empat pertandingan berikut.
Di tiga laga terakhir, Pescara menghasilkan total dua angka. Salah satu poin yang berhasil didulang klub adalah setelah menahan imbang kubu mapan, Milan, di Adriatico.
Pekan lalu, Juventus juga hanya bisa menang 2-0 di Adriatico.
Tak mustahil Pescara meraih poin lagi saat menjamu Giallorossi Roma. Patokan cukup bagus bisa digali klub beralias Delfini atau Si Lumba-Lumba ini dari pertemuan terakhir.
Pada duel pertama di Olimpico akhir November lalu, Roma hanya bisa menang tipis, 3-2.
Dua gol Edin Dzeko sempat didekati gol Ledian Memushaj. Pescara bahkan bisa cepat-cepat membalas gol penalti Diego Perotti.
Gol Gianluca Capriari tercipta hanya tiga menit setelah eksekusi Perotti.
Saat itu, Luciano Spalletti, pelatih Roma, mengakui bahwa penampilan timnya tak secantik yang diinginkan.
Baca Juga:
“Kami tengah berada dalam perubahan. Kami tak harus bermain indah. Yang penting menang. Sulit menang atas lawan yang bertahan,” katanya ketika itu seperti dikutip Goal.
Posisi Roma sebenarnya sudah cukup nyaman di tiga besar atau zona Liga Champions. Namun, posisi kedua yang saat ini mereka tempati bisa direbut Napoli. Surplus poin Roma atas Napoli hanya dua poin.
Kehilangan poin dari laga menghadapi tim papan bawah bisa membuat Roma sulit mempertahankan peringkat.
Pekan lalu, juara Serie A tiga kali ini hanya bermain imbang dengan tamunya, Atalanta.
Hasil itu, selain menghentikan empat kemenangan beruntun sebelumnya, akan dianggap sebagai kehilangan poin buat Giallorossi.
Roma perlu memastikan tiga poin di Adriatico. Modal Roma untuk berkelit dari ancaman yang diembuskan Pescara dan Zeman cukup besar.
Pasukan Spalletti memiliki materi yang bagus. Dzeko bahkan bisa melancarkan niat pribadinya memuncaki daftar pencetak gol.
Penyerang Bosnia itu saat ini mengemas 25 gol bersama Andrea Belotti, penyerang Torino.
Roma tampaknya akan mudah mengesampingkan respek mereka untuk Zeman dan membawa poin penuh ke ibu kota.
Giallorossi bahkan takkan berusaha bermain indah untuk menang lagi.