Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Real Madrid selalu mampu mencetak gol, tapi mereka juga selalu kebobolan. Pujian sekaligus peringatan itu diucapkan eks pelatih Madrid yang kini menjadi bos tim raksasa Jerman, Bayern Muenchen, Carlo Ancelotti.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Tak perlu analisis khusus atau pengalaman melatih bertahuntahun buat mengamini ucapan Don Carlo. Cukup lihat 55 pertandingan terakhir Madrid di semua kompetisi maka pernyataan pertama pelatih Italia itu terbukti.
Muenchen asuhan Ancelotti sendiri yang menjadi korban teranyar. Gawang Manuel Neuer jebol empat kali di leg II perempat fi nal Liga Champion 2016/17, yang memastikan Madrid ke semifinal.
Kali terakhir ada tim yang sanggup menjaga gawangnya steril kala berjumpa Madrid adalah Manchester City pada April 2016.
Setelah City, tak peduli siapa lawannya, bagaimana reputasi lini belakangnya, bahkan dengan strategi atau pola pertahanan jenis apa pun, artileri Los Blancos selalu mampu menembus targetnya minimal satu gol di tiap laga.
Makin signifikan dengan distribusi pencetak gol yang nyaris merata. Fokus ketajaman di 55 partai konsekutif itu masih pada trio BBC (Gareth Bale, Karim Benzema, Cristiano Ronaldo), tapi para deputi dari semua lini juga memberikan kontribusi.
Baca Juga:
Ronaldo masih mesin gol utama mereka. Ia tengah memasuki fase akhir dalam proses adaptasinya sebagai out-and-out striker dan makin terlihat dari gaya bermain di atas lapangan.
Ia lebih sering bikin gol via satu sentuhan, lebih sering menembak di dalam kotak penalti, lebih sabar menunggu dan memanfaatkan bola berbahaya di pertahanan lawan.
Hasilnya tak terlalu baik apabila dikomparasikan dengan sejarahnya di Madrid. Ronaldo baru bikin 31 gol dari 38 pertandingan di semua ajang. Untuk pertama kalinya, ia berpotensi tak mencapai batas 50 gol per musim sejak 2009/10.
Tapi, CR7 mulai mematenkan kebiasaan bagus bikin gol di lagalaga krusial. Ronaldo mengemas lima gol di dua partai pamungkas, semuanya ke gawang Muenchen di sepasang duel perempat final LC.
Mentalitas di era kepelatihan Zinedine Zidane ini pun menular ke seluruh rekan, hingga berimbas ke performa tim secara umum musim ini. Madrid kerap muncul dalam performa terbaik saat menghadapi lawan kuat.
Selain sepasang kemenangan kontra Muenchen, juga ada dua laga tak terkalahkan di el derbi Madrileno melawan Atletico Madrid yang salah satunya dihiasi hattrick Ronaldo.
Termasuk duel perdana el clasico liga musim ini di Camp Nou yang berujung hasil sama kuat 1-1 via gol waktu ekstra via sundulan Sergio Ramos. Atau, sepasang hasil seri 2-2 versus Borussia Dortmund di fase grup LC.
Ronaldo dan Ramos memang dua pilar penting buat Los Blancos, tak hanya di musim ini, tapi termasuk di sepasang el clasico terakhir. Gol Ramos menyelamatkan Madrid (3/12), gol Ronaldo memenangkan Madrid 2-1 di Camp Nou (2 April 2016). Barca akan bekerja keras menahan dua orang representasi ketajaman dan pertahanan Madrid ini.
Ketergantungan
Ketergantungan Madrid terhadap Ronaldo dan Ramos bisa berlipat seiring situasi teranyar. Selain trio BBC yang tak sempurna lantaran kemungkinan absennya Gareth Bale, Ramos juga masih hanya ditemani Nacho di tengah-tengah pertahanan.
Pepe dan Raphael Varane masih meringkuk di ruang perawatan dan inilah salah satu alasan kebenaran dari pernyataan kedua Ancelotti: Madrid juga selalu kebobolan!
Dari rentetan 55 pertandingan itu, Madrid kebobolan dalam 42 laga di antaranya!
Fakta ini bisa menjadi santapan empuk buat duo mengerikan tamu: Lionel Messi-Luis Suarez. Mereka berpotensi tidak ditemani Neymar, yang mendapat suspensi tiga laga dari RFEF, tapi kubu Barca masih terus dalam proses banding.
Absennya Neymar barangkali akan lebih terasa berat ketimbang hilangnya Bale di kubu Madrid. Kecenderungan unik di kubu tuan rumah, Madrid menjadi tim yang lebih stabil jika BBC tak bermain bersama.
Di sudut yang lain, sosok Neymar belakangan sangat vital, meski tak melulu urusan gol. Bahkan kalau spesifik ke el clasico, Neymar dan Suarez punya peranan lebih apik di sejumlah bentrokan pamungkas.
Suarez mencetak gol dalam tiga dari empat el clasico terakhir. Nama Neymar selalu masuk papan skor di dua lawatan terkini ke Santiago Bernabeu, termasuk saat Barca menang telak 4-0 di sana pada November 2015.
Messi? Statusnya masih raja gol sepanjang masa el clasico, tapi dia malah sudah tumpul di enam duel terakhir melawan Madrid.
Bagaimana pelatih Luis Enrique memutar otak mencari pengganti Neymar bisa menjadi kunci. Di sini menjadi salah satu kekurangan lain Barca dibandingkan Madrid.
Melirik bangku cadangan Madrid, maka akan ditemukan Isco, James Rodriguez, Marco Asensio, Alvaro Morata, sampai Lucas Vazquez yang bisa mengisi posisi Bale. Tak hanya sebagai starter, Morata atau Isco sudah sering menyelamatkan Los Blancos ketika berstatus cadangan.
Di sisi lain, Enrique "hanya" bisa memasukkan Paco Alcacer, Andre Gomes, atau Denis Suarez. Mereka jelas pemain bagus, tetapi tidak di level yang sama dengan pelapis bintang lima di kubu tuan rumah.
Masih ada sejumlah aktor vital di kubu Blaugrana, seperti Arda Turan atau bahkan Andres Iniesta yang bisa mengisi spot Neymar, tapi Arda masih berbelit dengan isu kebugaran, sedangkan Iniesta bisa dibilang sudah kehilangan kecepatan buat efektif mengisi penyerang kiri Barca.
Akan terlalu naif menyebut faktor absennya Neymar menjadi alasan utama potensi malapetaka Barca di Bernabeu karena el clasico sangat sulit diprediksi. Toh Enrique masih punya cukup pemain berkaliber kelas satu buat mengubah nasib dan situasi mereka di La Liga.
Kemenangan bisa jadi harga mati buat mereka. Hasil seri saja bakal dicap adios buat La Liga. Supaya menang, Barca harus bikin gol, yang potensinya berkurang seiring absennya Neymar. Ketergantungan terhadap Suarez dan magi Messi, yang kontribusi golnya lenyap di enam el clasico terakhir, semakin besar.
PRAKIRAAN FORMASI
Real Madrid (4-3-3): 1-Navas, 2-Carvajal, 6-Nacho, 4-Ramos, 12-Marcelo, 19-Modric, 14-Casemiro, 22-Isco, 17-Vazquez, 9-Benzema, 7-Ronaldo, Pelatih: Zinedine Zidane
Barcelona (4-3-3): 1‑Ter Stegen, 20‑S. Roberto, 3‑Pique, 14‑Mascherano, 18‑Alba, 4‑Rakitic, 5‑Busquets, 8‑Iniesta, 10‑Messi, 9‑Suarez, 17‑Alcacer, Pelatih: Luis Enrique
PREDIKSI: BOLA: 55:45