Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Laga perdana PS TNI di Liga 1 memperlihatkan kekuatan Manahati Lestusen cs tak lagi bisa disamakan seperti di turnamen TSC 2016. Persib Bandung pun waspada.
Penulis: Andrew Sihombing/Budi Kresnadi
Pada turnamen jangka panjang tahun lalu itu, The Army harus menelan rasa malu sebagai tim juru kunci. Sejumlah kekalahan telak, seperti skor 1-6 kontra Sriwijaya FC dan 1-4 versus Mitra Kukar, juga membuat PS TNI tercatat sebagai tim dengan pertahanan paling rapuh.
Pembenahan pun dilakukan menjelang kompetisi resmi musim 2017, termasuk dengan mempekerjakan pelatih asing serta pemain impor. Hasilnya langsung terlihat kala menahan imbang tim kuda hitam Pusamania Borneo FC pekan lalu.
Memang tidak semuanya berubah dari PS TNI, ada juga yang masih sama. Misalnya, karakter permainan keras tim asuhan Laurent Hatton, yang dikeluhkan Borneo FC karena setidaknya telah menyebabkan dua pemainnya, Helder Lobato serta Wahyudi Hamisi, cedera.
Terbiasa
Persib, tim tamu yang bertandang ke Stadion Pakansari pada Sabtu (22/4/2017), tentu harus siap menghadapi gaya serupa. Menyimak pernyataan Tantan, Maung Bandung tak gentar.
"Musim lalu mereka main keras, tetapi kami juga biasa mengantisipasi lawan yang bermain keras. Kami jangan pernah kalah dengan tim yang bermain keras," katanya.
Pernyataan Tantan ada benarnya melihat sepasang hasil pertandingan kedua tim di TSC. Persib berhasil memenangi keduanya dengan skor 3-0 dan 4-0.
Persoalannya, sekali lagi, PS TNI sudah berbeda dengan tahun lalu. Selain itu, tim tamu juga mengalami krisis pemain.