Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, membantah bahwa titik terpenting dalam perjalanan Si Nyonya Tua musim ini muncul saat dirinya memutuskan beralih ke formasi 4-2-3-1. Sebelumnya, Juve asuhan Allegri lebih akrab dengan 3-5-2 atau 4-3- 1-2.
Penulis: Sem Bagaskara
Kekalahan 1-2 dari Fiorentina pada pekan ke-20 Serie A 20160-2017 menjadi landasan Allegri untuk mengubah formasi.
"Perubahan formasi bukanlah yang terpenting. Saya membuat keputusan setelah laga melawan Fiorentina sebab saya pikir ini adalah langkah benar untuk memberikan sesuatu yang lebih serta memungkinkan tim memperlihatkan potensi terbaik," ujar Allegri.
Bantahan boleh saja keluar dari mulut Allegri. Tapi, sistem 4-2-3-1 tak bisa dimungkiri telah mengantar Juventus meraih hasil-hasil impresif.
Formasi tersebut mengantar Juve meraih 11 kemenangan dan sepasang hasil imbang dalam 13 laga terakhir di Serie A.
Sejak memakai 4-2-3-1, tembok pertahanan Si Nyonya Tua tampak menebal dan kian susah ditembus. Tanyakan saja hal itu kepada Barcelona.
Jagoan Spanyol yang digadang-gadang memiliki lini ofensif terbaik di dunia itu tak bisa mencetak gol dalam dua kali bentrokan dengan Juve di perempat final Liga Champions 2016-2017.
"Hari ini kami bermain sangat baik. Kami bisa saja bermain seharian tanpa menderita gol," tutur Allegri merespons keberhasilan timnya menahan imbang Barca 0-0 di Camp Nou (19/4/2017).