Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sepak bola menyediakan sebuah tiket emas yang bisa mengeluarkan diri dari kemiskinan. Bukan hanya pemain yang bersangkutan yang bakal memiliki masa depan lebih baik, tetapi juga keluarga sampai ke sahabat karib.
Penulis: Anggun Pratama
Pemain-pemain ini sangat termotivasi buat sukses. Makna motivasi tersebut tak hanya mencakup meraih kemenangan atau menikmati bermain sepak bola, tetapi ada hal lain.
"Bagi pemain Amerika Selatan, terutama asal Argentina dan Uruguay, berkarier dalam sepak bola bisa bermakna hidup atau mati. Itulah kenapa mereka sangat fokus dalam menjalani karier," kata Tor-Kristian Karlsen.
Ia menuturkan pengalamannya ketika menjadi pemandu bakat. Karlsen juga menyebut anak-anak muda itu tak punya yang namanya rencana cadangan karena satu-satunya hal yang mereka kuasai adalah bermain sepak bola.
Gagal dalam sepak bola, berarti mendekatkan diri mereka dalam lingkar kemiskinan hingga bisa saja tersandung dalam jerat kejahatan.
Hoy pero en 1957, nació Jorge Higuaín, Campeón con River Plate. Papá de Gonzalo Higuaín. ¡Feliz Cumple! pic.twitter.com/AkYUSlZnyw
— Fantasía Fútbol (@FantasiaFutbol) June 8, 2016
"Mereka sangat peduli dengan sisi finansial. Biasanya, mereka datang ke Eropa dengan keluarga atau beberapa teman yang sangat mereka pedulikan. Banyak orang yang bergantung pada mereka. Tanggung jawab ini yang memotivasi mereka," kata Karlsen lagi.
Kekuatan mental jelas jadi salah satu kekuatan utama penyerang-penyerang asal Argentina.
Lantas, apa kelemahan umum mereka? Kritik termudah buat dilempar adalah kondisi fisik, terutama tinggi badan.
Kebanyakan penyerang asal Argentina berpostur kecil, setidaknya buat ukuran orang Eropa. Paulo Dybala, Lionel Messi, dan Sergio Aguero tak memiliki tinggi di atas 180 sentimeter.