Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bagaimana Kiat Real Madrid Meredam Lionel Messi di El Clasico?

By Kamis, 20 April 2017 | 10:03 WIB
Pemain Barcelona, Lionel Messi dan Neymar, dalam laga kontra Juventus di Juventus Stadiom pada Selasa (11/4/2017) ( EMILIO ANDREOLI/GETTY IMAGES)

Pemandangan Lionel Messi bikin dua gol dan satu assist ketika FC Barcelona menang 3- 2 atas Real Sociedad, Sabtu (15/4) di Camp Nou, bisa bikin jeri pemain mana pun di La Liga

Penulis: Dwi Widijatmiko

Penyerang asal Argentina itu masih terlihat tajam dengan kini kian mantap di puncak daftar pencetak gol terbanyak Liga Spanyol.

Boleh jadi La Pulga, demikian julukan Lionel Messi, akan masuk ke laga el clasico melawan Real Madrid, Minggu (23/4) di Santiago Bernabeu, dalam kondisi terbaik.

Akan tetapi, kalau hal itu ditanyakan kepada pemain-pemain Madrid, boleh jadi mereka hanya akan tertawa dan bersikap biasa-biasa saja.

Baca Juga:

Tidak akan ada rasa jeri karena El Real rasanya sudah tahu cara mematikan Messi.

Sang Mesias memang masih tercatat sebagai pemain paling berbahaya di el clasico.

Dia merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa laga ini dengan torehan total 21 gol.

Tetapi, gol terakhir yang dicetak Messi adalah pada 23 Maret 2014 atau pertemuan kedua di liga musim 2013-2014.

Setelah itu, Messi dibikin mandul. Dalam lima duel el clasico di La Liga 2014-15, 2015-16, dan 2016-17, kontribusi riil Messi hanya satu assist buat Jeremy Mathieu dalam laga kemenangan 2-1 Barcelona, 22 Maret 2015.

Hasil itu menjadi satu-satunya kemenangan bagi Barca dalam lima el clasico terakhir di La Liga dengan Messi berada di atas lapangan sejak awal pertandingan.

Barcelona kalah 1-3 pada 25 Oktober 2014, takluk 1-2 pada 2 April 2016, serta ditahan 1-1 di Camp Nou pada 3 Desember 2016.

Messi tidak menjadi starter ketika Barca menang 4-0 pada 21 November 2015.

Bukan cuma gagal mencetak gol, Messi juga dibuat hanya melepas rata-rata satu tembakan tepat ke sasaran dalam lima partai itu.

Sungguh jauh dari standar Messi, yang selama tiga musim terakhir 2,4-2,5 tembakan tepat per laga.

Real Madrid sudah tahu resep menyetop Messi mencetak gol ke gawang mereka? Rasanya begitu.

Adalah Carlo Ancelotti yang mungkin telah menemukan caranya.

Rentetan kemandulan Messi di el clasico mulai terjadi pada saat-saat terakhir kompetisi 2013-2014, musim pertama Ancelotti menangani Madrid.

Messi dibikin tidak mencetak gol dalam duel final Copa del Rey, di mana Madrid sukses memetik kemenangan 2-1.

Pada dua pertemuan sebelumnya di La Liga 2013-2014, boleh dibilang Carletto masih beradaptasi, mengutak-atik cara meredam Messi.

Hasilnya, Messi masih bisa mencetak tiga gol di dua partai itu.

Apa resep Ancelotti? Dia meniru kiat pelatih Madrid sebelumnya, Jose Mourinho.

“Tidak mungkin menghentikan Messi. Anda harus menghentikan sistem permainan Barcelona supaya membuat peran Messi jadi minimal,” kata Mou.

Ancelotti melakukannya dengan versi sendiri. Tidak ada man to man marking, tidak ada penjagaan ganda pada Messi seorang.

Madrid menghentikan Messi dengan kerja kolektif tim.

Hanya kesolidan permainan di mana para pemain tahu tugasnya masing-masing dan mampu melapis rekan-rekannya yang bisa membuat Madrid sukses.

Bisa dilihat, komposisi pemain Madrid tidak banyak berubah dalam dua pertemuan el clasico pada 2014-2015.

Resep Ancelotti bukan itu saja. Dia menambahkan stimulan yang berguna untuk kondisi mental pemain sebelum menghadapi el clasico dan Messi.

“Cara terbaik menghentikan Messi adalah dengan tidak membicarakan Messi dan apa yang bisa dia lakukan sebelum pertandingan. Kalau Anda membicarakannya di depan tim, para pemain malah akan merasa takut,” ujar Ancelotti seperti dikutip dari Mundo Deportivo.

Resep kedua ini yang boleh jadi diadaptasi pelatih Madrid sekarang yang sempat menjadi asisten Ancelotti, Zinedine Zidane.

Hasilnya bisa dianggap lebih paten karena Zizou kini tidak perlu menurunkan tim yang tetap untuk menghentikan Messi.

Pemain seperti Mateo Kovacic, Raphael Varane, dan Lucas Vazquez pun bisa menjadi bagian dari mesin yang mematikan Messi.

Menjelang pertemuan terakhir el clasico, Zidane memang sempat membicarakan Messi. Tetapi, nadanya justru merendahkan Messi dan memacu semangat pemain-pemain Madrid.

“Marco Asensio adalah pemilik kaki kiri terbaik di La Liga sejak Lionel Messi,” ujar Zidane ketika itu.

Secara halus, Zizou menyatakan Messi tidak terlalu superior dibandingkan pemain muda Madrid yang baru kembali dari masa peminjaman di klub lain.

Pantas dicatat, menghentikan Messi memang bukan lantas berarti menghentikan Barcelona.

Toh, Barca bisa menang 4-0 atas Madrid tanpa kehadiran Sang Mesias pada musim kemarin.

Tetapi, kebiasaan meminimalkan peran salah satu sumber bahaya utama Barcelona adalah sebuah pencapaian keren yang bakal diusahakan Madrid kembali terjadi pada Minggu besok.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P