Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Provinsi Sumatera Utara minim memiliki klub pro yang berlaga di kompetisi level nasional. Hal itu membuat banyak klub amatir di daerah ini kebingungan menyalurkan pemain terbaiknya.
Keberadaan PSMS Medan yang menjadi tim kebanggaan Kota Medan tak bisa menampung banyak bakat sepak bola Sumatera Utara. Lalu Pro Duta FC hingga saat ini belum memastikan di mana akan bermarkas,
”Misalnya saja setelah pemain yang kami bina tadi tamat dari SMA, lalu dia punya potensi besar di sepak bola. Kami pun bingung mau menyalurkannya kemana,” ujar Eben Siregar, pelatih klub amatir, Victory Dairi Sidikalang.
Kondisi ini menurut Eben, melahirkan kebimbangan bagi para pemain muda ini. Keadaan membingungkan ini semakin bertambah lagi dengan keterbatasan koneksi ke klub di luar Sumatera Utara.
Baca juga:
”Situasi ini sudah sering kami rasakan. Misalnya pada 2015 dan 2016, ada pemain binaan kami menjadi top scorer turnamen di Kota Medan,” tutur Eben.
”Karena enggak ada klub yang tertarik, akhirnya si pemain memutuskan melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Dia berharap menemukan rezeki sepak bola disana,” ucap Eben Siregar.
Sebenarnya hal sama juga dialami klub-klub amatir di Kota Medan. Mereka itu antara lain: Gumarang FC, Harjuna FC, atau Putra Buana yang terus melakukan pembinaan.
Hanya saja yang menjadi pembeda, klub ini lebih dekat ke PSMS.
”Kami acap kali diajak uji coba dan mereka juga sekaligus memantau pemain kami (Gumarang FC). Hasilnya sudah ada beberapa pemain kami yang memperkuat PSMS,” kata Hengki Ahmad, ketua umum Gumarang FC.