Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sempat membuat kejutan di musim perdananya setelah kembali ke kasta tertinggi (Liga Super Indonesia 2013), sepak terjang Barito Putera perlahan melemah.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Tim berjulukan Laskar Antasari itu hanya finis di posisi ketujuh di klasemen akhir Wilayah Barat LSI 2014. Terakhir, tim yang bermarkas di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, itu hanya berada di anak tangga ke-16 dalam klasemen akhir TSC 2016.
Menatap Liga 1, mereka tak mau grafi k prestasi terus menurun. Berbagai pembenahan terus dilakukan untuk membentuk tim yang solid.
Langkah pertama, mendatangkan pelatih sekaliber Jacksen F Tiago. Pelatih yang memiliki catatan emas di Persipura itu dipilih manajemen agar bisa mewujudkan mimpi finis di lima besar.
Langkah kedua, giliran tugas Jacksen sebagai juru taktik untuk berkontribusi di sisi teknis. Perlahan tapi pasti, beberapa nama anyar berhasil didatangkan untuk mengisi skuat, terutama pilar asing.
Dengan proyeksi keuangan yang besar, Jacksen memang lebih leluasa dalam memburu pemain-pemain berkualitas. Harga sedikit mahal pun tak jadi soal.
Baca Juga:
"Proyeksi keuangan naik lumayan signifi kan dibandingkan musim lalu. Kenaikan itu bisa mencapai dua kali lipat," kata Syarifuddin Ardasa, Asisten Manajer Barito Putera.
Kini, Jacksen mulai menanam filosofi permainan sebagai modal mengarungi Liga 1.
"Sejak dulu, saya ingin permainan dengan transisi cepat saat menyerang dan bertahan. Tak hanya itu, pressure kepada lawan saat masuk ke wilayah sendiri pun harus cepat juga. Sekarang belum sempurna, tapi mulai membaik," tuturnya.
Pelatih: Jacksen F Tiago
Sebagai pelatih tersukses satu dekade terakhir, Jacksen tampaknya tak akan sulit membentuk tim yang solid di Barito Putera.
Bintang: Rizky Pora
Bakat alami ditambah pengalaman yang mulai lengkap membuat peran Rizky di tim sangat penting. Dia bisa jadi pembeda.