Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Rapor jeblok di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 mewarnai latar belakang Persegres Gresik United. Klub hasil transformasi Petrokimia Putra ini menempati posisi kedua dari bawah lantaran cuma mengoleksi tujuh kemenangan. Sisanya berujung seri (8) dan kalah (19).
Penulis Sahlul Fahmi
Beruntung, TSC hanyalah turnamen dadakan untuk mengisi kekosongan kompetisi sepak bola nasional akibat pemberlakuan sanksi pembekuan FIFA beberapa waktu lalu sehingga tak mengenal sistem degradasi.
Dari pengalaman pahit tersebut, manajemen Persegres membongkar skuat lama dan cuma menyisakan 10 nama pada musim lalu.
Nama besar seperti Sasa Zecevic dan Oh In-kyun masuk ke dalam daftar pencoretan menjelang Liga 1. Posisi keduanya digantikan oleh Goran Gancev dan Choi Hyun-yeon.
Satu pemain asing lain, Patrick Da Silva, dipertahankan karena dianggap masih berkontribusi dalam urusan menciptakan peluang dan menebar ancaman ke gawang lawan.
Tak melulu pemain, perubahan menyasar tim pelatih. Eduard Tjong tergusur Hanafi, yang dipercaya memoles Persegres di Liga 1.
Pengalaman juru taktik berusia 60 tahun itu diyakini dapat mengangkat prestasi tim, setidaknya menembus papan tengah. Persegres mendatangkan pemain yang mengilap di ISC B, antara lain Dave Mustaine dan Rendy Saputra.
Baca Juga:
Sebanyak tujuh nama dari tim junior juga dipromosikan sebagai upaya memenuhi regulasi PSSI terkait pencantuman tiga pemain U-23 di starting line-up. Sentuhan Hanafi belum terlihat di laga uji coba pramusim.
Yang terbaru, Persegres keok dari tim-tim Liga 2, yakni Kepri Jaya (1-2) dan Persebaya Surabaya (0-1).
"Konsistensi masih menjadi kendala terbesar. Saya harus melatih anak-anak agar bisa benar-benar siap berkompetisi," katanya.