Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Leicester City, Craig Shakespeare, menanggapi dingin kata-kata pendahulunya, Claudio Ranieri tentang adanya pihak yang menginginkan dia dipecat. Shakespeare mengklaim bahwa hubungannya dan Ranieri tetap baik.
Claudio Ranieri dipecat setelah membawa Leicester membuat kejutan besar menjuarai Premier League 2015-2016. Namun, musim berikutnya performa Leicester merosot drastis.
Ketika Ranieri dipecat, Leicester hanya berada satu poin di atas zona degradasi.
Dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport dan Sky Sports Italia, Ranieri menyiratkan bahwa ada orang-orang yang ingin dia didepak. Namun, pelatih asal Italia tersebut tidak menyebut nama.
WATCH: Craig Shakespeare speaking ahead of tonight’s #UCL Quarter-Final first leg against Atlético Madrid. #AtmLei pic.twitter.com/Er0wwYcqC5
— Leicester City (@LCFC) April 12, 2017
Baca Juga:
Shakespeare yang sebelumnya menjabat sebagai asisten Ranieri tidak terpancing. Menurutnya, dia tidak terlibat dengan pemecatan mantan bosnya tersebut.
"Saya tidak pernah bertengkar dengan Ranieri dan selalu senang bekerja dengannya. Silakan saja Ranieri mengungkapkan pendapatnya, saya tidak terpengaruh atau merasa bersalah dengan ucapannya," ujar Shakespeare.
Shakespeare ditunjuk menggantikan Ranieri. Di bawah kepemimpinan pelatih berusia 53 tahun tersebut, Leicester memenangi lima dari enam pertandingan dan kini berada di posisi ke-11 klasemen sementara Liga Inggris.
Dia juga memastikan bahwa relasi dengan Ranieri tetap baik hingga hari terakhir mantan atasannya itu di King Power Stadium.
"Tidak ada yang berubah dari pernyataan saya. Pada malam Ranieri diberhentikan, dia mengucapkan terima kasih ke saya. Saya pun sebaliknya," tuturnya.