Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Kesukaan Pep Guardiola merotasi sebelas awal Bayern Muenchen pernah menghasilkan sembilan formasi berbeda. Pengaruh positifnya, semua pemain memiliki kesempatan menunjukkan diri.
Penulis: Christian Gunawan
Pendekatan berbeda dibuat Carlo Ancelotti. Ia tak membuat banyak eksperimen. Saat pengaruh positif kebijakan itu dialami penghuni sebelas awal reguler, beberapa pemain merasakan kebalikannya.
Sejumlah pemain melihat beberapa aspek permainan mereka tergerus, khususnya kalau dibandingkan dengan musim lalu. Kemerosotan cukup drastis dibuat Thomas Mueller.
Sementara Ancelotti masih memercayainya di sebagian besar laga Bayern, gelandang serang berusia 27 tahun ini mengalami penurunan tajam dalam produktivitas.
Musim silam, peraih Sepatu Emas di Piala Dunia 2010 ini mencatat musim paling subur bersama Muenchen dengan torehan 20 gol di liga. Musim ini, torehannya baru empat gol.
#fcbayern #miasanmia FCB-Star Thomas Müller im Formtief: Bayern-Coach Ancelotti bleibt gelassen https://t.co/3pOLWO0eR2 pic.twitter.com/DW9t0qeCgt
— FCB News (@FCB_TopNews) February 1, 2017
Mueller masih mampu mengalihkan kemajalan itu ke koleksi assist yang berjumlah 10 buah, dua kali lipat musim silam. Catatan golnya juga sempat mandek lama di timnas Jerman.
Kemunduran Mueller diawali dari penempatan di sayap pada awal musim. Ancelotti memindahkan si penyerang-gelandang ke posisi kesukaannya di belakang ujung tombak.
Namun, ia mesti bersaing dengan Thiago Alcantara, andalan Carletto musim ini. Saat Muenchen masih diusik RB Leipzig pun Ancelotti tak ambil pusing dengan performa Mueller.
“Saya sama sekali tidak khawatir. Ia adalah seorang pemenang. Thomas memiliki ketenangan yang membuat dirinya tak tertekan,” ucap Ancelotti di ESPN pada pertengahan Januari.
"Dengan kepositifannya, dia merasa nyaman dengan permainannya. Thomas bahkan bisa menertawai diri sendiri," tuturnya.
Baca Juga:
Yang Penting Terlibat
Mueller merupakan salah satu pemain serbabisa. Demikian pula dengan Douglas Costa, yang bisa tampil di semua posisi di lini tengah.
Kemampuan tampil multiposisi ini disukai Pep, yang mendapatkan akar sepak bola total ala Johan Cruyff. Ancelotti boleh jadi sebaliknya. Seperti Mueller, Costa mencatat beberapa penurunan.
Sebagai awal, produktivitasnya malah bisa membaik karena koleksi empat golnya sudah menyamai musim lalu. Assist eks pemain Shakhtar Donetsk ini baru tiga, hanya sepertiga musim silam.
Yang jelas, angka penampilan Costa di sebelas awal Muenchen turun hampir setengahnya, dari 23 ke 12 kali.
Bisa dipastikan jumlah kesempatan pemain berusia 26 tahun asal Brasil itu tampil sebagai starter lebih rendah daripada 2015-2016, musim pertamanya di Allianz Arena.