Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Peluang Persib menjuarai Liga 1 musim 2017 sama besarnya dengan klub lain." Kalimat itu meluncur dari mulut pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman.
Penulis: Andrew Sihombing/Gonang Susatyo
Ucapan Djanur, sapaan Djadjang Nurdjaman, tentu tidak salah. Sepak bola bukanlah matematika atau ilmu pasti.
Semua kemungkinan masih bisa terjadi, tim mana pun mungkin menjadi juara. Tetapi, bicara ekspektasi, pelatih berusia 52 tahun itu jelas punya beban ekstra.
Status Maung Bandung sebagai kampiun pada edisi 2014, kembalinya pemain lini belakang edisi tersebut pada musim ini, berjubelnya pemain bintang, serta hadirnya marquee player sekelas Michael Essien jelas membuat bobotoh berharap gelar juara kembali ke Jawa Barat.
Tingginya harapan itu rupanya berbanding lurus dengan kepusingan yang dihadapi sang pelatih. Setiap kali berhadapan dengan papan strategi, setiap kali itu pula Djanur akan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Semua pelatih pasti pusing, bukan hanya saya. Tapi, saya lebih pusing, Mas. Hal ini menyulitkan," kata Djanur.
Yang dimaksud oleh Djanur tak lain soal kewajiban memainkan tiga pemain U-23 di sepak mula pertandingan Liga 1. Ditambah dengan keberadaan empat pemain asing, artinya hanya tersisa tiga pos starter selain kiper.
Padahal, seperti disebutkan di atas, Persib punya segudang pemain bintang. Bagaimana Djanur harus memilih di antara Atep, Hariono, Kim Jeffrey Kurniawan, Sergio van Dijk, Tantan, Raphael Maitimo, Dedi Kusnandar, Ahmad Jufriyanto, Supardi Nasir, hingga Sergio van Dijk untuk tiga pos itu?
Dengan dilema yang dihadapinya saat ini, Djanur membuka kemungkinan bahwa tiap pemain bisa saja dicadangkan. Kebijakan ini juga, katanya, berlaku bagi pemain asing atau marquee player.
"Mereka mungkin saja tidak bermain dari awal atau tidak bermain penuh. Yang pasti, regulasi ini membuat saya harus mengutak-atik komposisi pemain dari satu laga ke pertandingan lain. Padahal, ini bisa mengganggu stabilitas tim," katanya.
Jaminan Odemwingie
Gomes de Oliveira juga menghadapi kepusingan serupa. Bagaimana tidak, Madura United asuhannya pun dihuni sederet pemain top.
Madura memiliki trio pemain asing Fabiano Beltrame, Redouane Zerzouri, dan Dane Milovanovic serta belakangan ditambah marquee player Peter Odemwingie.
Baca Juga:
Nama-nama lokal semacam Bayu Gatra, Slamet Nurcahyo, Andik Rendika Rama, Fandi Eko Utomo, serta duet naturalisasi Greg Nwokolo dan Guy Junior juga membuat Laskar Sape Kerrab layak dijagokan sebagai kuda hitam.
Seperti halnya Djanur, Gomes menyebut semua pemainnya punya peluang yang sama untuk menjadi starter atau penghuni bangku cadangan. Hanya, Gomes membuat pengecualian pada Odemwingie.
“Bila suatu saat nanti kondisinya tidak fit atau belum mencapai 100 persen, saya tetap menurunkannya. Sebagai marquee player, Odemwingie punya kualitas dan pengalaman luar biasa. Dia adalah bintang Madura United. Kami berharap banyak gol tercipta dari dia,” tuturnya.
Sejauh ini, baik Djanur maupun Gomes bisa saja menyebut bahwa pemain asing di timnya bisa dicadangkan. Tapi, siapa berani menjamin prinsip tersebut tetap dipegang teguh saat tekanan di kompetisi semakin menghebat?