Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sejak Liga Super Indonesia (LSI) U-21 digulirkan pada 2008-2009, sepak bola Indonesia menuai berkah. Di tengah format kompetisi yang kurang ideal lantaran minimnya laga, LSI U-21 mampu memproduksi pemain-pemain muda untuk level senior maupun timnas.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Indonesia U-23 di SEA Games 2011 langsung mencicipi manisnya kompetisi usia muda tersebut. Tim yang finis sebagai runner-up itu berisikan alumni LSI U-21.
Salah satu nama yang bersinar kala itu adalah Yongki Aribowo.
Baca juga:
Berbekal penampilan impresif di musim 2008-2009 bersama Persik U-21 dengan torehan enam gol, penampilannya sebagai pemain muda konsisten sampai 2011 sehingga menarik minat Rahmad Darmawan, pelatih Indonesia U-23.
Di SEA Games 2013 yang masih diarsiteki Rahmad, LSI U-21 masih menjadi media andalan untuk mencari pemain.
Di edisi ini, timmas digawangi Dedi Kusnandar, Ferinando Pahabol, dan Fandi Eko Utomo, yang juga dimatangkan di LSI U-21.
Bahkan, Dedi dan Fandi berstatus pemain terbaik di musim 2008-2009 dan 2011.
Di SEA Games 2015, di bawah besutan Aji Santoso, muncul nama-nama eks LSI U-21 lain, seperti Abduh Lestaluhu dan Zalnando.
Dapat disimpulkan, kompetisi LSI U-21 menjadi solusi bagi timnas dalam rangka mencari pemain untuk SEA Games.
Tak hanya itu, ajang U-21 juga menjadi jenjang yang ideal bagi pemain sebelum melangkah ke level senior.
"Banyak pemain saat ini yang dimatangkan di kompetisi U-21. Saya dan teman-teman yang lain menjadi buktinya," kata Fandi, yang kini berseragam Madura United itu.