Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Carlo Ancelotti tidak punya pilihan jika menyangkut lawan yang akan dihadapi di Liga Champions. Karena itu, ketika hasil undian mempertemukan pelatih Bayern Muenchen itu dengan bekas klubnya, Real Madrid, di perempat final, Ancelotti merasa tertantang untuk bisa menghentikan langkah mereka di Eropa.
Penulis: Dian Savitri
Ancelotti juga senang bisa bertemu dengan Real Madrid. Klub Spanyol itu dibimbing oleh Ancelotti selama dua musim, 2013-2014 dan 2014-2015.
Pada musim pertamanya, Ancelotti membawa Real ke final Liga Champions untuk meraih trofi la decima alias ke-10.
Dalam perjalanan ke final, Real mengalahkan FC Bayern – ketika itu ditangani oleh Pep Guardiola – di semifinal dengan skor agregat 5-0.
“Real adalah juara dunia, juara bertahan Liga Champion dengan tim, pemain, dan pelatih yang fantastis. Menyenangkan untuk bisa kembali ke Madrid, meski itu hanya satu laga. Kami ingin menjadi tim yang terbaik ketika menghadapi Real,” kata Ancelotti, seperti dikutip dari ESPN.
Meski demikian, Ancelotti tidak mau percaya begitu saja bahwa Bayern punya keuntungan, karena dilatih oleh eks pelatih Real.
“Di sepak bola modern, setiap tim mengenal luar-dalam tim lainnya. Bukan topik besar buat saya. Saya tahu semua seperti yang Anda ketahui tentang semua tim di Eropa, tidak hanya Real Madrid. Sama sekali tidak ada keuntungan,” lanjut pelatih berusia 57 tahun itu.
Ancelotti juga ingin Bayern bisa memenangi Liga Champions musim ini dan yakin pada sendiri. Namun, untuk itu, perempat final harus lebih dulu dilewati.