Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Penyerang muda, Muhammad Rafli, merasakan ada hal yang lebih berat dibanding saat bersaing memperebutkan posisi di tim inti Arema FC. Hal itu adalah soal mata pelajaran matematika yang harus dikerjakan di ujian nasional (UN).
“Seperti anak kebanyakan, mungkin matematika adalah pelajaran yang paling sulit. Tetapi, saya harus tetap berusaha,” ujar pemain kelahiran Jakarta pada 24 November 1988 ini.
Tanpa meremehkan mata pelajaran lain, Muhammad Rafli lebih senang dengan mata pelajaran yang memainkan logika dan nalar, seperti bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal itu juga yang mendorongnya untuk memilih jurusan sosiologi.
“Makanya saya ambil sosiologi, karena mungkin lebih banyak menggunakan logika. Pelajaran itu tidak perlu menghafal seperti yang lainnya,” tutur pemain yang pernah memperkuat timnas U-19 ini.
Baca Juga:
Rafli adalah salah satu pemain Arema FC yang masih bersekolah. Dia tercatat sebagai salah satu siswa di SMA Negeri 7 Kota Malang. Rafli mengikuti ujian nasional (UN) sejak Senin (10/4/2017) dan akan berakhir pada Rabu (12/4/2017).
Tidak seperti kebanyakan pesepak bola pada umumnya yang terkadang hanya menganggap sekolah hanya sebagai formalitas, Rafli justru sangat memperhatikan pendidikan.
Sebab, selain menjadi pemain sepak bola, dia masih memiliki cita-cita yang membutuhkan pengetahuan lebih dan gelar akademik untuk dikejar.
“Soal akademik bagi saya sangat penting. Tetapi di sisi lain, saya juga berharap bisa sukses di sepak bola,” tutur Rafli.