Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pasangan ganda campuran nasional, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sudah berhasil memenuhi ambisi tertinggi mereka dengan meraih medali emas Olimpiade.
Pasangan peringkat kedua dunia ini menjadi pahlawan Indonesia setelah mempersembahkan satu-satunya medali emas untuk MerahPutih pada Olimpiade Rio 2016.
Setelah Olimpiade Rio, Tontowi/Liliyana masih berduet meskipun penampilan mereka tak seoptimal jelang Olimpiade. Liliyana sempat dirundung cedera lutut kanan yang cukup mengganggunya saat bertanding.
Akan tetapi, Tontowi/Liliyana masih menjadi pasangan yang sulit untuk dikalahkan. Tontowi/Liliyana mengaku kini lebih menikmati permainan mereka di lapangan.
"Memang sekarang kami merasa lebih enjoy di lapangan. Dulu setiap bertanding, fokusnya ke Olimpiade. Kami tidak mau mendapat hasil buruk pada Olimpiade dan ingin peak performance kami terjadi di sana," tutur Liliyana.
"Sekarang medali emas Olimpiade sudah kami dapat, namun bukan berarti kami kendor. Kami hanya mencoba untuk rileks dan menikmati pertandingan kami. Yang paling penting, target utama sudah didapat," kata Liliyana yang bersama Tontowi menjadi juara All England tiga kali berturut-turut pada 2012, 2103 dan 2014 ini.
Meski masih menikmati perannya dengan menjadi andalan di setiap kejuaraan bergengsi, Tontowi/Liliyana berharap ada pemain pelapis yang mengiringi mereka, demi berjalannya roda regenerasi di sektor ganda campuran.
Baca juga:
"Kami ingin pemain pelapis juga bantu, ada yang naik (level). Saya yakin mereka juga mau, tetapi mereka butuh kesabaran, ketekunan, dan kerja keras yang lebih lagi untuk mengejar ke level atas," ucap Liliyana yang sudah menjadi andalan di ganda campuran pada tiga Olimpiade yakni Beijing 2008, London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.
Sementara itu, Tontowi tidak merasa terbebani menjadi tumpuan Indonesia dalam mendulang gelar di berbagai turnamen.