Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Dinamika Kasta Tertinggi Indonesia: Tiga, Lima, Empat, Tiga Lagi, lalu Empat

By Sabtu, 8 April 2017 | 19:00 WIB
Kapten Persib Bandung, Atep, berduel dengan pemain Semen Padang, Adi Nugroho, pada laga perebutan peringkat ketiga Piala Presiden 2017 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kab Bogor, pada Sabtu (11/3/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/JUARA.NET)

Kasta kompetisi balbalan dalam negeri akan kembali berubah lagi di tahun depan. Dari tiga kasta di tahun ini, Liga 1, 2, dan 3, akan berubah lagi menjadi empat kasta.

Penulis: Kukuh Wahyudi/Yuki Chandra

PSSI menganggap ini sebagai solusi untuk memperbaiki kualitas sepak bola dalam negeri, tetapi bagaimana pendapat anggotanya?

Sebenarnya, tiga kasta kompetisi di tahun ini sudah menjadi tujuan akhir bagi Kepengurusan PSSI pascadualisme. Tingkatan kasta ini pun sama seperti di musim 1994-2008 yang hanya mengenal Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua.

Namun sejak musim 2008-09, ada perubahan di kasta tertinggi dan terendah. Level teratas muncul Liga Super Indonesia dan terbawah hadir Divisi Tiga. Divisi Tiga, Dua, dan Satu merupakan tiga tingkatan kompetisi yang berstatus amatir.

Berlanjut ke 2014, Divisi Tiga dan Dua dilebur menjadi Liga Nusantara. Divisi Satu nantinya juga akan dilebur bersama Nusantara pada 2015 sehingga hanya ada tiga tingkatan. Tapi dikarenakan kisruh dalam negeri, rencana itu batal.

Meski begitu, rencana tiga tingkatan tetap diwujudkan di 2017 walaupun dengan nama yang berbeda. Liga 1 dan 2 berlabel ajang profesional dan Liga 3 atau Liga Nusantara untuk tim-tim amatir.

Akan tetapi, tiga kasta ini akan kembali diubah pada 2018. Sebanyak 37 tim yang akan terdegradasi dari Liga 2 tahun ini tak akan terjun bebas ke Liga 3 atau ajang amatir, melainkan ditampung di kasta baru antara Liga 2 dan Liga 3.

Walhasil Liga 3 akan berstatus sebagai kasta keempat di 2018.

Terkait Liga 3 "baru" nantinya, PSSI masih belum bisa menjelaskan secara rinci, terutama terkait status dan sistem kompetisinya.

"Perubahan ini untuk menciptakan kompetisi yang lebih baik. Liga 2 dengan tim yang jauh lebih sedikit sehingga persaingan semakin bagus," kata Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI.

"Nanti akan kami sampaikan lanjutannya untuk 2018. Yang jelas kami ingin Liga 1, 2, dan 3 adalah level profesional," ucap Edy.

Baca Juga:

Kaji Lagi

Merespons perubahan jumlah kasta kompetisi, ada pihak yang setuju dan tidak. Pelatih Kepri Jaya FC Jaino Matos menilai keputusan PSSI tepat.

Jumlah kontestan Liga 2 yang mencapai 61 tim dinilai terlalu banyak. Walhasil, perlu dipangkas dan jangan langsung masuk liga amatir.

"Keputusan PSSI untuk membatasi jumlah klub di Liga 2 sudah tepat. Hal itu sesuai dengan standar internasional. Antara 20-22 klub di satu level," kata Jaino.

Sementara itu, pelatih kawakan yang kini hadir di Persepam, Ruddy William Keltjes, sedikit kurang senada dengan PSSI. Ia melihat terlalu banyak perubahan yang dilakukan PSSI saat ini tapi terlihat kurang matang.

"Kalau mau diubah lagi seharusnya dikaji lebih dulu. Sebelum adanya keputusan sudah seharusnya dipikirkan dengan matang sehingga pelatih dan klub tidak kesulitan nantinya. Meski begitu, semoga ada perbaikan dengan kebijakan-kebijakan yang baru," kata mantan gelandang tim nasional itu.

Kasta Kompetisi Sepak Bola Nasional sejak Pereburan Perserikatan dan Galatama:

1994-2000

1. DIVISI UTAMA
2. DIVISI SATU
3. DIVISI DUA

2008-2013

1. LIGA SUPER INDONESIA
2. DIVISI UTAMA
3. DIVISI SATU
4. DIVISI DUA
5. DIVISI TIGA

2014

1. LIGA SUPER INDONESIA
2. DIVISI UTAMA
3. DIVISI SATU
4. LIGA NUSANTARA

2017

1. LIGA 1
2. LIGA 2
3. LIGA 3

2018

1. LIGA 1
2. LIGA 2
3. LIGA 3
4. LIGA 4/LIGA NUSANTARA

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P