Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nice bisa terus bermimpi. Berharap menjadi juara akan terdengar muluk-muluk. Namun, anak asuh Lucien Favre membuka lebar kesempatan untuk mengakhiri musim di peringkat kedua.
Penulis: Sem Bagaskara
Berkat kemenangan 2-1 atas Bordeaux pada pekan ke-31 Ligue 1 2016/17, Nice kian menjauh dari kejaran Lyon. Les Aiglons (Sang Elang Kecil) kini berjarak 16 poin dari Lyon di posisi empat.
"Posisi tiga terjamin? Saya belum yakin sepenuhnya. Secara matematis, kami belum pasti ke Liga Champion," kata Presiden Nice, Jean-Pierre Rivere, kepada L'Equipe.
Personel yang menyumbang gol kemenangan atas Bordeaux (2 April), Valentin Eysseric, berbeda pandangan dengan sang presiden. Ia yakin bahwa Sang Elang Kecil bisa terbang lebih tinggi.
"Kami tak perlu takut untuk membidik posisi kedua klasemen," tutur Eysseric.
Finis di posisi kedua akan mengantar Nice lolos langsung ke fase grup Liga Champion 2017/18, tanpa harus berpeluh terlebih dahulu di babak kualifikasi. Eysseric cs. pantas percaya diri karena mereka memang punya kualitas. Ketika menekuk Bordeaux, Nice memeragakan permainan cantik nan mengalir yang selama ini menjadi identitas mereka.
Percaya Diri
Pada babak pertama laga, sebanyak 90 persen operan personel Nice berhasil menemui sasaran. Bordeaux bahkan hanya mencatat penguasaan bola sebesar 38 persen pada paruh pertama.
Baca Juga:
Hal lain yang bisa menghadirkan dorongan bagi pasukan Favre adalah rekor. Nice 2016/17 resmi menjadi tim terbaik di sepanjang sejarah klub yang berbasis di region Cote d'Azur itu.
Sejak satu kemenangan dihargai dengan tiga poin pada 1994/95, Nice tak pernah mengoleksi poin sebanyak sekarang di Ligue 1. Les Aiglons juga bisa kian percaya diri karena Mario Balotelli masuk papan skor lagi.
Ketika melawan Bordeaux Balo bikin satu gol via eksekusi penalti. Uniknya, seluruh gol striker kelahiran Palermo itu di Ligue 1 musim ini (11 gol) tercipta kala Nice mentas di Allianz Riviera.