Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Beberapa bulan lalu, Milan lekat dengan istilah “harap-harap cemas”. Setelah itu, harapan perlahan-lahan seperti menguap, hingga mungkin kata “terserah” yang muncul. Penangguhan demi penangguhan mewarnai proses pembelian klub oleh Sino-Europe Sports (SES) dari Silvio Berlusconi.
Penulis: Christian Gunawan
Entah berapa kali muncul tanggal yang dijadwalkan untuk peresmian kepemilikan baru itu.
Kegagalan menyediakan dana segar karena kesukaran memindahkan uang dari China yang dialami calon pembeli adalah penyebab penangguhan-penangguhan itu.
Proses pembelian semakin rumit dan tidak menentu setelah Li Yonghong membubarkan perusahaan pendanaan yang ia dirikan itu.
Li diberitakan mengganti SES dengan perusahaan baru, Rossoneri Sport Luxembourg. Di Rossoneri Sport Lux itu, Li menjadi pemegang saham tunggal.
Dengan perusahaan itu, bankir China tersebut akan mendanai akusisi Milan menggunakan berbagai macam pinjaman tunai di luar China melalui sejumlah akun di luar negeri sampai ke Kepulauan Virgin Britania.
Pada akhir pekan lalu, muncul lagi sebuah tanggal: 14 April.
Tanggal yang jatuh pada hari Jumat Agung itu diplot sebagai tanggal pengumuman Rossoneri Sport Lux mengakuisisi Milan.
Jumat Agung adalah hari penting bagi umat Nasrani termasuk Katolik, agama mayoritas di Italia, karena merupakan perayaan wafatnya Yesus Kristus, Titik kali ini disebut lebih terang daripada janji surga sebelumnya.
Untuk mengatasi kesulitan dana, Rossoneri Sport Lux, seperti yang diberitakan media finansial Negeri Spageti, Il Sole 24 Ore, dipercaya berhasil meyakinkan perusahaan pendanaan dari Amerika Serikat, Elliot Management Corporation.