Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Perbandingan Debut Rossi dan Lorenzo di Ducati

By Jumat, 7 April 2017 | 06:03 WIB
Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi saat konferensi pers MotoGP Qatar di Losail Circuit, 16 Maret 2016. (MIRCO LAZZARI/GETTY IMAGES)

Terdapat dua pebalap yang sangat kental dengan tim Yamaha sempat merasakan bagaimana rasanya pindah ke lain hati. Valentino Rossi lebih dulu membela Ducati, sebelum langkahnya diikuti oleh Jorge Lorenzo. Bagaimana perbandingan debut mereka?

Penulis: Arief Kurniawan

Setelah tujuh tahun yang sangat sukses bersama Yamaha, Rossi memutuskan untuk bergabung dengan Ducati. The Doctor waktu itu pindah karena Yamaha sudah punya jagoan baru pada diri Lorenzo.

Selama di Yamaha, 2004-2010, Rossi menyabet empat titel dunia. Namun, di akhir perjalanannya dia kalah dari Lorenzo. Keduanya bahkan sempat bersitegang sehingga Yamaha sampai memisahkan garasi mereka.

Kepindahan Rossi ke Ducati bukan tanpa risiko. Motor Italia itu terkenal sulit ditaklukkan. Hanya seorang Casey Stoner yang mampu memberikan gelar buat mereka sampai sekarang.

Gaya balap Rossi sangat bertolak belakang dengan karakter Ducati, yang memiliki power besar dan sulit dijinakkan di tikungan. Namun, keputusan sudah diambil, Rossi yang mengikat kontrak dua tahun mulai 2011.

Balapan pertama Rossi bersama Ducati tergolong semenjana. Dia finis di urutan ketujuh setelah sebelumnya start dari posisi sembilan. Putaran terbaik Rossi adalah 1 menit 55,637 yang dibuat pada babak kualifikasi. Dia kalah 1,5 detik dari pebalap tercepat saat itu, Stoner.

Setelah balapan, Rossi mengatakan bahwa posisi ketujuh jauh dari apa yang diinginkan dia dan Ducati. "Namun, saya tak menyalahkan tim. Kondisi fisik saya memang kurang fit sejak cedera bahu tahun lalu," katanya tentang hasil GP Qatar 2011 itu.

Kesulitan Lorenzo

Lorenzo ke Ducati mirip dengan Rossi. Dia sudah sembilan tahun dan memberikan tiga gelar juara dunia. Bedanya, Lorenzo tak pernah membela tim selain Yamaha sebelum pindah ke Ducati, sementara Rossi pernah membesut Honda.

Problem keduanya sama yakni gaya balap mereka tidak seratus persen cocok dengan dengan keliaran motor Ducati. Tekad kuat Lorenzo ingin mencari tantangan baru mengalahkan ketidakcocokan itu.

Bila mengacu pada hasil, Lorenzo lebih buruk dari Rossi. Dia finis di urutan 11, dengan posisi start yang tak jauh dari posisi startnya, 12.

Namun, Lorenzo memiliki sedikit keunggulan dengan putaran terbaik 1 menit 55,461 detik. Dia tidak sampai berselisih 1,5 detik, hanya terpaut 1,145 detik dari pebalap yang menggantikannya di Yamaha, Maverick Vinales.

"Saya hanya mampu meladeni para pebalap terdepan maksimal  separuh lomba. Setelah itu motor sulit dikendalikan karena kondisi ban tidak memungkinkan," kata Lorenzo, yang mengaku secara fisik dia kewalahan mengendalikan motor Ducati.

Jika mengacu pada debut masing-masing, Rossi memang lebih baik dari Lorenzo. Namun, dalam perjalanan dua tahun sesuai durasi kontrak mereka, mungkin saja terjadi sebaliknya.

Ducati saat ini sangat ditopang oleh orang-orang kuat di balik layar. Ada Gigi Dall’Igna sebagai teknisi jempolan, plus Stoner sebagai test rider.

Kerja keras keduanya plus masukan dari Andrea Dovizioso, bisa saja membuat Lorenzo memenangi balapan tahun ini. Dan mungkin lebih dari sekali di musim depan.

Rossi selama di Ducati tak pernah menang. Dia hanya dua kali jadi runner-up, di Prancis dan San Marino 2012. Kegagalannya itu membuat dia kembali lagi ke Yamaha sejak 2013 hingga kini. 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P