Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Baru-baru ini, Risha Adi Wijaya, CEO PT Liga Indonesia Baru (LIB), menyebut ada dua perubahan utama di Liga 1 musim 2017.
Penulis: Andrew Sihombing
"Sudah diputuskan di rapat bahwa jumlah susunan pemain yang biasanya hanya 18 menjadi 20 orang. Hal ini karena adanya regulasi pemain U-23 yang wajib dimainkan di 45 menit pertama," katanya selepas manager meeting dengan klub peserta Liga 1 di markas Kostrad, Jakarta, Rabu (30/3).
Perubahan besar kedua adalah soal jumlah pergantian pemain. Di kompetisi nanti, menurut pria yang sempat menjabat sebagai Direktur PT Persib Bandung Bermartabat tersebut, pelatih boleh melakukan lima pergantian pemain di tiap pertandingan.
Baca Juga:
"Sebelumnya, hanya tiga pergantian pemain. Keputusan ini karena kami mengadopsi asas fair play mengingat adanya kewajiban menurunkan pemain U-23. Selain itu, juga agar kualitas pertandingan berjalan sesuai yang diinginkan. Hal ini pernah dicoba di Piala Presiden," ujarnya.
Pernyataan Risha diperkuat oleh kalimat Sekjen PSSI, Ade Wellington, kepada Tabloid BOLA di kesempatan yang sama.
"Pergantian lima pemain itu mendorong agar pemain U-23 tampil," katanya. Kebijakan tersebut tentu sah-sah saja, tak ada salahnya.
Tetapi, hal itu adalah bila PT LIB sebagai operator sekadar menggelar kejuaraan lepas di luar naungan PSSI.
Bila Liga 1 dimaksudkan sebagai kompetisi resmi PSSI, PT LIB mungkin harus mempertimbangkan kembali kebijakan barunya tersebut.
Dalam Laws of the Game FIFA pada Bab 3 Pasal 2 menyebut bahwa: "Maksimal tiga pemain pengganti boleh diturunkan dalam pertandingan di kompetisi resmi yang diselenggarakan di bawah naungan FIFA, konfederasi, atau asosiasi sepak bola negara anggota."
Pada pasal itu memang ada bagian mengenai jumlah tiga hingga maksimal 12 pengganti.
Namun, ketentuan ini cuma mengatur pemain yang masuk dalam daftar cadangan. Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, COO PT LIB, Tigor Shalom Boboy, awalnya menyebut bahwa jumlah penggantian pemain tidak termasuk dalam Laws of the Game yang harus dijalankan.
Karena itu, menurut eks Sekretaris PT Liga itu, boleh ada kebijakan khusus dari federasi.
Namun, Tigor sendiri tidak menyebut alasan bahwa pasal penggantian pemain boleh tidak dijalankan ataupun kriteria mengenai pasal mana dari Laws of the Game yang harus dan tidak harus dipatuhi.
"Memang bisa ada perbedaan interpretasi soal pasal ini. Yang paling baik adalah kami akan mengajukan pertanyaan ke FIFA untuk meminta pendapat soal jumlah penggantian pemain," katanya.
Menurut Tigor, ada bahaya yang menanti bila kebijakan di kompetisi Liga 1 bertentangan dengan aturan FIFA.
"Kompetisi nantinya bisa jadi tidak diakui karena di regulasi kita sudah jelas bahwa Laws of the Game merupakan kitab suci," tuturnya.
Saat dijumpai di Kantor PSSI padda Jumat (31/3), Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menjawab singkat saat ditanyai mengenai perbedaan regulasi PT LIB dengan Laws of the Game FIFA.
"Ya, kami menampung suara klub soal pergantian pemain ini karena ada kaitannya dengan aturan pemain U-23 di dalam tim. Tentu akan kami konsultasikan dengan FIFA apakah pergantian lima pemain diizinkan mengingat situasi dan perkembangan sepak bola kita. Kalau tidak diberi izin, kami akan bahas lagi apa yang terbaik untuk sepak bola kita," ujar Joko.