Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Seleksi Indonesia U-16 yang berlangsung di National Youth Training Centre (NYTC), Sawangan, pada 25-30 Maret 2017 menyisakan cerita tersendiri soal persebaran daerah asal pemain. Setidaknya, demikian pengakuan pelatih Fakhri Husaini.
Penulis: Indra Citra Sena
Sebanyak 55 pemain yang lolos ke tahap nasional berasal dari 17 provinsi berbeda, tapi sebagian besar (sekitar 27 persen) adalah perwakilan DKI Jakarta. Ibu kota menyumbang 15 pemain yang tersebar di seluruh posisi.
Di sektor kiper ada Dimas Maulana dan Drinanda. Nama-nama lainnya yaitu Aditya Arya, Yudha, M. Uchida, Erzha Bristha, Aban Yudhistira (bek), dan Raihan Aznal, Jovani, Jordan Ikhsan (gelandang).
Lalu di sektor penyerang ada Nestor Agung, Rendi Juliansyah, Andre Octaviansyah, Nadhif G. Kosasih, dan Altaf.
“Saya kira keberadaan 15 pemain Jakarta itu normal karena boleh dibilang daerah ini memiliki kompetisi yang berkelanjutan, seperti halnya Liga Kompas, sehingga memudahkan saya mencari pemain-pemain muda berkualitas,” kata Fakhri kepada BOLA.
Diakui Fakhri, kompetisi yang berkelanjutan sangat berpengaruh membentuk mentalitas bertanding sekaligus mengasah kebolehan pemain menjalankan taktik pelatih. Kedua aspek ini menjadi titik lemah bagi talenta-talenta muda asal daerah lain, terutama Papua.
Baca Juga:
“Di Papua banyak sekali bakat-bakat alam, tapi sayangnya di sana tidak ada kompetisi. Hal ini terlihat dalam seleksi regional. Mereka kurang menguasai aspek taktik, termasuk bagaimana menghadapi tekanan dari lawan di atas lapangan yang hanya bisa didapatkan dari kompetisi,” ujar Fakhri.
Papua sebagai bagian dari kawasan Indonesia Timur menyumbang dua pemain, yakni Jhon Barens Piter dan Ramai Melvin Rumakiek, yang sama-sama berposisi striker.