Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Momen JUARA; Si Genius Unjuk Kepintaran di Final Liga Champions 1994

By Ade Jayadireja - Jumat, 31 Maret 2017 | 23:45 WIB
Penyerang AC Milan, Dejan Savicevic, melakukan selebrasi seusai mencetak gol indah ke gawang Barcelona dalam final Liga Champions 1994 di Olympic Stadium, Yunani. (DOK. EMPICS)

Olympic Stadium di Athena, Yunani, menjadi panggung laga puncak Liga Champions 1994 antara AC Milan dan FC Barcelona. Sebanyak 70.000 penonton memadati stadion untuk menyaksikan dua tim raksasa Eropa saling 'bunuh'.

Milan berbekal status juara Liga Italia saat datang ke Negeri Para Dewa. Demikian pula dengan Barca yang sudah memastikan diri sebagai kampiun di Spanyol.

Skuat I Rossoneri berisikan pemain-pemain kelas dunia, termasuk Paolo Maldini di barisan belakang dan Dejan Savicevic di sektor depan.

Komposisi pemain Blaugrana tak kalah mentereng. Di sana ada Pep Guardiola, Ronald Koeman, Romario, dan pelatih legendaris Johan Cruyff.

Baca juga:

Nyatanya Milan lebih perkasa. Babak pertama selesai, mereka sudah unggul 2-0 berkat sepasang gol Daniele Massaro.

Namun, bukan Massaro yang jadi sorotan utama dalam pertandingan kala itu, melainkan Savicevic. Sang striker menuai decak kagum lewat gol spektakulernya pada menit ke-47.

Savicevic berlari merebut bola dari kaki bek Miguel Angel Nadal di sisi kiri luar kotak penalti Barcelona. Tanpa melakukan kontrol lagi, pemain beralias Il Genio atau Si Jenius itu melepaskan tembakan voli ke gawang.

Bola mendarat dengan mulus di sebelah kanan gawang Barcelona tanpa bisa dihalau kiper Andoni Zubizarreta.

Savicevic cukup jeli melihat posisi kiper yang sudah berada cukup jauh dari gawnag. Tak heran pria kelahiran Yugoslavia itu menyandang status genius.

"Saat bola memantul, saya melihat kiper berdiri jauh dari gawang. Saya pun memutuskan untuk melepaskan tendangan," kata Savicevic.

Gol tersebut semakin menaikkan mental Milan dan membenamkan asa Barcelona. Setelah lesakan Savicevic, Milan menambah skor jadi 4-0 via Marcel Desailly.

"Ketika gol ketiga terjadi, kami sudah merasa bahwa pertandingan telah berakhir," ucap Zubizarreta.

Kemenangan empat gol tanpa balas mengantarkan Milan ke podium tertinggi. Gelar ini adalah yang kelima buat mereka.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P