Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tantangan rumit dihadapi oleh Jan Oblak begitu datang ke Atletico dari Benfica pada 2014. Ia harus bisa menjaga standar tinggi Los Colchoneros, yang baru saja menjuarai La Liga serta tampil sebagai finalis Liga Champions.
Penulis: Sem Bagaskara
Oblak direkrut dengan biaya 16 juta euro (sekitar 229,7 miliar rupiah) guna mengisi tempat Thibaut Courtois, yang kembali ke klub pemiliknya: Chelsea. Bayang-bayang kehebatan Courtois plus embel-embel sebagai kiper termahal yang pernah direkrut klub La Liga menambah berat beban di pundak Oblak.
Namun, Oblak sukses menjawab ekspektasi tinggi suporter Atletico. Kecekatan Oblak di bawah mistar gawang adalah salah satu alasan kenapa gawang Los Colchoneros begitu susah dibobol.
"Oblak adalah kiper terbaik di dunia dan setiap laga menjadi pembuktiannya," kata penyerang Atletico, Antoine Griezmann, di Marca.
Cerita soal kehebatan Courtois dengan segera menjadi dongeng usang. Di La Liga 2015-16 Oblak meraih 24 clean sheet dan cuma 18 kali kebobolan.
Terbaik
Ia melewati rekor Courtois pada 2012-13 dan 2013-14, yang selalu mengakhiri musim dengan koleksi 20 clean sheet. Pada musim lalu, Oblak menyandang status sebagai kiper peraih Trofeo Zamora terbaik sepanjang sejarah.
Ia sejajar dengan Paco Liano (Deportivo La Coruna), yang juga hanya kemasukan 18 kali dalam 38 laga pada 1993-94. Prestasi sensasional musim lalu memang tak mungkin diulangi Oblak.
Baca Juga:
Cedera bahu yang diderita kiper asal Slovenia itu pada Desember silam membuatnya sempat absen cukup lama. Tapi, musim ini akan tetap berarti karena Oblak punya kesempatan memainkan partai ke-100 bareng Atletico di semua ajang.
Momen itu akan muncul kala Atletico bertandang ke markas Malaga, La Rosaleda, Sabtu (1/4/2017). Oblak ibarat garansi terciptanya clean sheet bagi Atletico.
Rasio kesuksesan Oblak menjaga gawangnya steril dari gol lawan mencapai 57,5 persen alias setengah lebih dari keseluruhan penampilannya bersama Atletico.