Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

PSM Makassar Memilih Mengoptimalkan Skuat yang Sudah Dimiliki

By Minggu, 2 April 2017 | 17:24 WIB
Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts, ingin mengoptimalkan skuat yang sudah dimiliki saat ini. (Dok. PSM MAKASSAR)

PSM Makassar terbilang paling keras mempertanyakan regulasi pemain Liga 1. Tak hanya soal pemain U-23, juga marquee player. Mereka punya cara sendiri dalam membangun tim menuju kompetisi resmi.

Penulis: Ram Makagiansar

Juku Eja keberatan dengan regulasi harus mengontrak minimal lima pemain U-23 dan menurunkan minimal tiga di antaranya sebagai starter selama paling sedikit 45 menit.

Pelatih Robert Rene Alberts cenderung melihat regulasi tersebut sebagai “pemaksaan”. Arsitek berkebangsaan Belanda itu menegaskan bahwa pemain U-23 bisa tampil jika benar-benar siap.

Penolakan PSM juga berlanjut ke poin berikutnya, yaitu soal marquee player. Kedatangan Michael Essien tiba-tiba menghebohkan sepak bola Tanah Air.

Tak lama kemudian regulasi soal marquee player berlaku, di mana setiap klub boleh memiliki satu marquee player di luar tiga kuota pemain asing.

Regulasi yang penuh tanda tanya lantaran diterpa isu miring mengakomodasi kedatangan Essien. Menilik situasi itu, Juku Eja menegaskan tak ingin ikut ambil bagian meramaikan bursa marquee player.

Bujet menjadi alasan utama PSM tak membeli marquee player. Pasalnya, manajemen Juku Eja sudah menyusun anggaran jauh-jauh hari dan tak bisa mengubah tiba-tiba untuk mengakomodasi pembelian marquee player.

Kondisi itu membuat PSM fokus mengoptimalkan skuat yang ada saat ini.

“Kami belum memikirkan soal marquee player. Jadi, kami memaksimalkan apa yang ada sekarang. Untuk menyiapkan tim saja mulai dari pemain lokal hingga pemain asing sudah harus jauh-jauh hari. Tidak bisa mendadak,” kata Munafri Arifuddin, CEO PSM.

Bukan berarti tanpa kehadiran marquee player PSM tidak diperhitungkan di Liga 1. Demi menjawab kekhawatiran itu, Juku Eja menguji kemampuannya untuk meyakinkan The Maczman, suporter fanatik PSM.

Tiga lawan dihadapi menjelang kompetisi, yaitu Perseru, Barito Putera, dan Persipura atau Persija.

Anak asuh Rene Alberts juga berhasil menekuk Perseru 2-0 di Stadion Andi Mattalata Mattoangin pada Senin malam (27/3/2017).

Dua gol PSM dicetak Ferdinand Sinaga dan pemain asing, Reinaldo Elias da Costa.

Penampilan apik tersebut tak membuat Rene puas. Laga tersebut juga belum bisa dijadikan tolok ukur untuk Liga 1.

Baca Juga:

"Kami masih berharap Reinaldo terus menunjukkan kapasitasnya dan saling mengisi dengan striker lokal. Uji coba merupakan persiapan agar di kompetisi resmi nanti bisa lebih bagus,” ujar Munafri.

Reinaldo, pemain berpaspor Australia, bakal menjadi senjata di lini depan PSM. Kolaborasinya dengan striker lokal, Ferdinand, terlihat makin solid.

Rasanya, kekhawatiran suporter Juku Eja terkikis lantaran klub kesayangannya itu punya pelapis dengan kualitas setara.

Pasukan Ramang masih menyimpan Titus Bonai dan Muhammad Rachmat. Belum lagi masih ada bintang muda Ghozali Siregar di barisan penggedor.

Di lini tengah ada Rizky Pellu, Rasyid Bakri, bintang muda Asnawi Mangkualam dan Ridwan Tawainella, pemain impor Wiljan Pluim, atau nama senior Syamsul Chaeruddin.

Barisan pertahanan juga tak kalah sangar karena diisi dua bek berpengalaman, Hamka Hamzah dan Zulkifli Syukur.

Setidaknya, Rene tinggal meracik strategi yang sesuai dengan komposisi tim yang ada tanpa perlu melambungkan keinginan kudu membeli marquee player.

Laga uji coba dijadikan sebagai patokan, termasuk melawan Persipura atau Persija yang ditantang pada 5 April 2017.

“Kami menunggu konfirmasi Persipura atau Persija pada 5 April,” ujar Munafri

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P