Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di kalangan pendukung setia Arema FC, Aremania, bisa jadi sosok Sukarno merupakan tokoh senior yang masih tersisa aktif menyaksikan langsung saat tim kesayangannya berlaga. Baginya, pemain bisa saja pensiun, tetapi suporter tidak.
“Mungkin karena kecintaan saja pada sepak bola dan Arema pada khususnya, itu alasan kenapa saya masih berdiri di tribune sampai saat ini. Istilahnya, pemain bisa saja pensiun, tetapi suporter tidak,” ujar Cak No Drum, sapaan akrabnya kepada JUARA saat ditemui di warung miliknya di kawasan Celaket, Kota Malang, Kamis (30/3/2017).
Cak No memang tak lagi muda. Usianya saat ini menginjak 62 tahun. Hanya saja panggilan Cak yang menurut masyarakat Jawa Timur artinya adalah mas atau kakak membuatnya selalu awet muda.
“Mungkin panggilan itu yang sudah dikenal orang, tetapi terserah orang memanggil pak, cak, atau bahkan mbah. Hal yang membuat awet muda itu adalah Arema,” ucap suami dari Tutik Yuliati ini.
Secara penampilan, Cak No memang cukup nyentrik. Saat di stadion, dia biasa menggunakan kostum ala Indian.
Demikian juga saat di luar stadion. Dengan celana jeans dan aksesoris dari rantai kerap dia gunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Cak No yang sudah "naik ring", begitu dia mengistilahkan tribune, sejak Arema berdiri pada 1987 silam. Ia mengakui menyaksikan langsung ke stadion memberikan sensasi berbeda.
Bukan karena suasana pertandingan, tetapi jika menonton di televisi, ia lebih deg-degan karena konsentrasinya hanya ada di satu titik.
Baca Juga:
“Kalau melihat di televisi sebenarnya lebih deg-degan. Berbeda kalau di tribune karena konsentrasi saya bisa terbagi, antara menabuh bass drum atau menyaksikan pertandingan,” ujar pensiunan PNS pegawai Stadion Gajayana, Kota Malang ini sambil tertawa.
"Malah, prosentasenya adalah 70 persen fokus di menabuh bass drum, sisanya adalah menonton pertandingan. Tahu-tahu sudah gol atau kemasukan," ucapnya.
Menggeluti dunia suporter diakui Cak No memang keras, bahkan beberapa kali dia terlibat benturan dengan pendukung klub lain. Namun, di sisi lain menurutnya terlibat sebagai suporter sudah memberinya segalanya.
“Dulu naik pesawat hanya bisa saya bayangkan. Saat jadi suporter, ada saja undangan dari teman-teman Aremania. Mereka membelikan saya tiket pesawat yang merupakan sesuatu hal yang dari dulu tidak mungkin terjadi," tutur Cak No.
"Semua juga karena Arema dan rasa kedekatan di antara satu dengan yang lain. Hal itu yang sangat saya syukuri,” ucapnya.