Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mulai Sabtu, 15 April, Indonesia akan memasuki bab kelima kompetisi sepak bola. Setelah sebelumnya mengenal perserikatan, Galatama, Liga Indonesia, Liga Super Indonesia (LSI), hingga Liga Prima Indonesia (LPI), kini pesepakbolaan Tanah Air akan memasuki era Liga 1.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Akan tetapi, persiapan liga yang akan dibuka dengan partai Persib kontra Arema di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, itu sedikit grasak-grusuk. Pasalnya, persiapan PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) terbilang mepet.
Sempitnya waktu membuat verifikasi cenderung tergesa-gesa. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan badan verifikasi milik pemerintah, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
BOPI waswas kalau terlalu mepet mengajukan permohonan verifikasi dari tanggal sepak mula, akan mengalami kesulitan jika ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
"PSSI memberikan apresiasi terhadap langkah BOPI itu. Saya rasa bukan hal sulit bagi klub dan operator memenuhi verifikasi. Persyaratan yang menjadi prioritas hanya tiga, yaitu legal, infrastruktur, dan keuangan," kata Hidayat, Wakil Ketua Komite Kompetisi PSSI.
Titel Kompetisi
Sementara itu, kompetisi yang tergesa-gesa itu tetap semarak lantaran kini memakai titel seperti Liga Dunhill (1994-1996), Liga Kansas (1996-1997), Liga Bank Mandiri (1999-2004), Liga Djarum (2005-2007), dan Djarum LSI (2008-2011), yakni Gojek Traveloka Liga 1.
Masuknya dua brand sekaligus membuat PSSI beserta PT LIB tak segan-segan mengucurkan dana yang berlimpah untuk klub peserta.
Baca Juga:
Akan ada tiga sumber pemasukan yang bersumber dari operator untuk klub dana distribusi komersial sebesar Rp 7,5 miliar serta dana berdasarkan rating televisi dan peringkat di klasemen akhir.
"Kami berterima kasih dengan diberikannya dana distribusi komersial sebesar itu. Jumlah dana tersebut sangat membantu kami," kata Kilion Imbiri, Manajer Perseru.
Di pihak operator, mereka berharap dana distribusi komersial itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan klub. "Jumlah itu meningkat (LSI terakhir hanya Rp 2,5 M) agar bisa dimaksimalkan dengan baik," tutur Risha Adi Wijaya, CEO PT LIB.
Hal Baru di Liga 1:
Pengaturan Usia
Klub diwajibkan mengontrak minimal lima pemain berusia di bawah 23 tahun. Lalu, tiga di antaranya harus tampil sebagai starter dan bermain selama minimal 45 menit. Selain itu, PT LIB mengatur klub agar membatasi klub dalam mengontrak pemain di atas 35 tahun, yaitu maksimal dua nama.
Pergantian Pemain
Berbeda dibandingkan kompetisi dalam negeri sebelumnya, kali ini PSSI dan PT LIB membuat kejutan dengan menambahkan jumlah pergantian pemain, dari tiga menjadi lima nama di setiap laga.
Peniadaan Hadiah
Di Liga Super Indonesia 2014 atau terakhir, Persib mendapatkan hadiah Rp 3 miliar sebagai juara. Di Liga 1, pemberian hadiah dihapus dan diganti dengan kompensasi dari peringkat klub.
Salary Cap
Sempat ramai dibicarakan pada 2014-2015, akhirnya PSSI-PT LIB memberlakukan pembatasan besaran gaji pemain atau salary cap di kompetisi resmi. Batas bawah sebesar Rp 5 miliar dan batas atas Rp 15 miliar. Sebenarnya hal ini pernah dipakai di TSC. Salary cap per klub ini di luar gaji untuk marquee player.
Jumlah DSP
Berbanding lurus dengan penambahan jumlah pergantian pemain, daftar susunan pemain dalam suatu perbandingan pun bertambah. Dari sebelumnya hanya 18 menjadi 20 nama. Hal itu berkaitan dengan peraturan pemain U-23.
Penambahan Sumber Pendapatan Klub
Di kompetisi sebelumnya klub hanya menerima satu sumber pemasukan dari operator. Tetapi kini, ada dua sumber baru, yaitu dari kompensasi peringkat dan rating televisi selama satu musim.