Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) tengah mempertimbangkan hukuman baru terkait handball. Mereka menjadikan kasus Luis Suarez sebagai salah satu bahan kajian.
Dalam laga perempat final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan antara Uruguay melawan Ghana, Suarez mendapatkan kartu merah setelah menahan sundulan Dominic Adiyiah tepat di garis gawang pada masa injury time babak kedua.
Aksi 'bunuh diri' Suarez tersebut terbukti memberikan keuntungan bagi Albiceleste. Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti dan akhirnya Uruguay lolos ke semifinal melalui babak adu penalti.
Direktur teknik IFAB, David Elleray, menjelaskan bahwa mereka tidak menutup kemungkinan jika pelanggaran serupa terjadi di kemudian hari, gol akan langsung diberikan kepada tim penyerang. Mereka siap menghapus hukuman yang saat ini berlaku, yakni tendangan penalti.
Sebagai informasi, IFAB adalah pihak yang berwenang dalam menentukan perubahan peraturan dalam pertandingan sepak bola.
"Salah satu yang sedang kami diskusikan adalah insiden yang mirip dengan handball Luis Suarez pada Piala Dunia 2010, ketika ia menggunakan tangan untuk menahan bola melawan Ghana, mencegah terjadinya sebuah gol yang pasti," ujar Elleray seperti yang dikutip Sky Sports.
Elleray menilai kehadiran teknologi video (VAR) juga dapat membantu wasit dalam mengambil keputusan.
"Ini adalah sesuatu yang juga bisa dibantu oleh VAR. Beberapa pihak tidak setuju dengan ide ini. Bagaimanapun, ini perlu didiskusikan secara mendalam," tuturnya menambahkan.