Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Claudio Ranieri mengaku bahwa pemecatannya dari kursi manajer Leicester City adalah kejutan terbesar sepanjang kariernya sebagai pelatih. Ia dipecat pada Februari silam.
Bulan madu antara Claudio Ranieri dengan The Foxes - julukan Leicester City - hanya bertahan selama satu musim.
Setelah membawa Leicester menjuarai Premier League pada musim perdananya di Stadion King Power (2015-16), pria asal Italia tersebut gagal mempertahankan performa positif tim pada musim 2016-17 ini.
Jamie Vardy dkk hanya mampu meraih lima kemenangan dan enam hasil imbang dari 25 laga Premier League 2016-17 bersama Ranieri. Mereka juga tersingkir dari Piala FA dan Piala Liga Inggris.
Kekalahan 1-2 dari Sevilla dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions pada 22 Februari 2017 menjadi pertandingan terakhir The Tinkerman - julukan Ranieri - bersama The Foxes.
Baca Juga:
Kendati telah malang melintang sebagai seorang pelatih, Ranieri menyatakan bahwa ia sangat terkejut ketika manajemen Leicester memutuskan untuk memecat dirinya.
"Saya telah melalui banyak hal dalam karier panjang saya, tetapi tidak pernah yang seperti ini," tuturnya seperti yang dikutip Gazzetta dello Sport.
"Ini adalah sebuah kejutan. Tetapi, pada akhirnya, hal-hal seperti ini memang bagian dari sepak bola," ujarnya menambahkan.
Pria berumur 51 tahun tersebut berencana bicara lebih detail tentang kepergiannya dari Leicester ketika menjadi pembicara dalam laga Premier League antara Crystal Palace melawan Arsenal pada 10 April mendatang.
"Hingga hari itu, saya tidak akan berbicara banyak karena semua hal ini terjadi di Inggris dan rasanya lebih pantas berbicara di sana," ucap Ranieri.