Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Fakta baru menunjukkan bahwa kekhawatiran akan susahnya menyusul dengan mobil-mobi F1 2017 benar adanya. Seri pertama F1, GP Australia, memperlihatkan hal itu dengan sangat jelas. Bahkan, penurunan angkanya sangat drastis dibanding seri dan tempat yang sama setahun yang lalu.
Pada balapan di Sirkuit Albert Park hari Minggu (26/3) itu, hanya terdapat 14 overtaking (aksi menyusul). Ya, cuma 14! Bandingkan dengan tahun lalu yang mencapai angka 50. Itu berarti terjadi penurunan 36 aksi, alias 72%.
Dari 14 overtaking itu, hanya tiga yang menggunakan jasa DRS (drag reduction system). Tahun lalu ada 15 kali menyusul memakai DRS.
Mobil yang lebih lebar dan besar, apakah itu berasal dari ban, sayap, atau bodywork, adalah penyebab utama kenapa melewati lawan sangat sulit dilakukan. Walau, menurut sebagian pebalap, mereka tahu lawan yang bakal disusul itu kecepatannya jauh di bawah mereka.
Dengan mobil berpenampang lebih besar di depan dan terutama belakang, turbulensi menjadi lebih banyak. Dan ini merugikan pebalap yang ada di belakang lawan dan bersiap untuk menyusul.
Turbulensi itu menyebabkan mobil mereka kehilangan keseimbangan dan grip pun jadi lebih rendah. Kondisi itu membuat mereka mustahil menyusul, kecuali bila punya kecepatan yang jauh berlipat-lipat lebih besar plus mendapatkan momentum yang pas.
"Saya mungkin satu detik lebih cepat, tapi susah sekali menyusulnya," ujar pebalap tim Renault, Nico Hulkenberg, tentang kesulitan yang ia alami ketika ingin melewati Esteban Ocon (Force India).
Walau begitu, banyak juga yang menyuruh bersabar mengingat karakter Melbourne yang merupakan sirkuit jalan raya dan lebih sempit memang susah untuk dibuat menyusul. Dua seri ke depan di Shanghai, China, dan Sakhir, Bahrain, lebih bisa dijadikan patokan penilaian.
Tahun lalu di Shanghai dan Sakhir masing-masing terdapat 182 (70 DRS) dan 125 (52 DRS) aksi menyusul.