Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Di tengah hiruk-pikuk berlangsungnya pertandingan internasional, terselip kampanye 'Wenger Out'.
"Wenger Out" bermula dari Inggris. Kampanye tersebut digalakkan pendukung Arsenal FC supaya Arsene Wenger mundur dari jabatannya sebagai pelatih.
Fans The Gunners melakukan kampanye dengan cara mengusung spanduk berisikan tulisan tertentu yang mendorong Wenger agar lengser.
Gerakan anti-Wenger sampai ke Selandia Baru. Saat tim tuan rumah menjamu Fiji pada Kualifikasi Piala Dunia 2018 di Westpac Stadium, Selasa (28/3/2017), terpampang spanduk "Wenger Out".
My mate Alex is at a New Zealand Fiji World Cup qualifier. 500 people in a 35,000 seater stadium. Obviously there's a #Wengerout banner. pic.twitter.com/aEptUGfKlb
— 10k NZ attendance (@willpooool) March 28, 2017
Terbang dari Benua Eropa, warga Amerika Serikat juga tertular virus "Wenger Out". Beberapa daerah di Negeri Paman Sam menggaungkan kampanye protes Wenger.
Spanduk "Wenger Out" tampak dalam pertandingan rugbi di Vancouver, bisbol di Los Angeles, dan bahkan acara festival musik di Miami.
Someone took a 'Wenger Out' to a Rugby Sevens match in Vancouver, Canada this weekend #wengerout #Arsenal #PremierLeague pic.twitter.com/ZzOTiYxBI2
— Football Talks (@TheRealAL95) March 13, 2017
Baca juga:
Tak cuma itu, Indonesia juga ikutan menyuarakan Wenger Out.
A post shared by Fandi Meigista (@mhaygiztha) on
Gelombang protes muncul setelah Arsenal tumbang 1-5 dari Bayern Muenchen pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Selasa (7/3/2017).
Hasil yang membuat Theo Walcott dkk tersingkir dengan agregat 2-10.
Sebenarnya, bukan kali ini saja gerakan "Wenger Out" mengemuka di Inggris. Gooners, sebutan untuk suporter Arsenal, sempat melakukan hal serupa setelah tim kesayangan mereka kalah 1-3 di kandang Chelsea pada matchday ke-24 Premier League.
Pengabdian Wenger untuk Arsenal bukan dalam waktu sebentar. Sudah 20 tahun ia menukangi klub asal London itu dengan menghasilkan total 15 gelar.