Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Asa AC Milan ke Pentas Eropa Tergantung Tim Kurcaci

By Rabu, 29 Maret 2017 | 10:44 WIB
Penyerang AC Milan, Gianluca Lapadula (kedua dari kanan), melakukan selebrasi bersama rekan setimnya seusai membobol gawang Chievo Verona dalam laga lanjutan Serie A 2016-2017 di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, pada 4 Maret 2017. (MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Sampai pekan ke-29, Milan hanya terpaut dua poin dari zona antarklub Eropa. Asa I Rossoneri untuk tampil di pentas kontinental musim depan bakal tergantung pada kemampuan mereka mengeksploitasi jadwal tersisa.

Penulis: Beri Bagja

Milan saat ini berada di peringkat ketujuh dengan 53 poin. Pintu ke Liga Europa, bahkan Liga Champions musim depan, masih bisa digedor.

Dari tim peringkat tiga, Napoli, Rossoneri masih defisit 10 poin. Posisi itu merupakan batas terakhir kelolosan ke LC 2017-2018.

Kalau tiket ke pentas antarklub terelite itu terlalu jauh, cukuplah trek ke Liga Europa jadi pijakan lebih realistis. Jika hanya menghitung jalur reguler dari liga, jatah ke LE bisa diperoleh dengan finis di peringkat 5-6.

Saat ini posisi tersebut secara berurutan dihuni oleh Lazio (57) dan Inter Milan (55). Masih ada Atalanta (55) di peringkat enam yang membatasi Milan dengan zona antarklub Eropa.

Tinggal tersisa sembilan partai hingga penutupan Serie A musim ini. Artinya, terdapat maksimal 27 poin yang bisa diraih sebuah tim.

Pelatih Rossoneri, Vincenzo Montella, sudah menyasar target angka yang sebisa mungkin mereka petik di akhir musim nanti.

“Saya tak tahu berapa poin yang dibutuhkan buat lolos ke pentas Eropa karena rataan perolehan poin tim-tim lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun lalu. Mungkin perlu sekitar 70 poin,” ujarnya kepada Milan TV beberapa waktu lalu.

Kalau dikurangi koleksi mereka saat ini, artinya Carlos Bacca cs butuh 17 poin tambahan guna menyesuaikan dengan target kasar Montella tersebut.


Pelatih AC Milan, Vincenzo Montella (kiri), bersama penyerang Carlos Bacca dalam pertandingan Serie A lawan Chievo Verona di San Siro, Milan, 4 Maret 2017.(MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

Apabila dikonversikan, perolehan itu bisa dicapai dengan formula lima kemenangan dan dua kali seri, atau empat kemenangan dan lima hasil imbang.

Syarat 70 poin untuk finis di zona Eropa dapat terpenuhi melihat kondisi setidaknya lima musim terakhir.

Bahkan, Roma dan Lazio mampu finis di kawasan Liga Champions, masing-masing dengan cakupan 70 dan 69 angka pada susunan akhir Serie A 2014-2015.

Angin seperti memihak Milan merealisasikan target tersebut. Jadwal yang terlihat ringan di atas kertas jadi acuannya.

Dalam sembilan giornata sisa, Il Diavolo tinggal meladeni tiga musuh penghuni peringkat enam besar klasemen: Inter (15/4), Roma (7/5), dan Atalanta (14/5).

53 - Jumlah poin yang dikumpulkan AC Milan musim ini sampai pekan ke-29. Mereka melaluinya dengan rasio 55 persen kemenangan hasil dari 16 kali menjungkalkan musuh.

Lainnya adalah sekstet empuk yang kini berada di zona delapan terbawah klasemen. Seharusnya, Pescara, Palermo, Empoli, Crotone, Bologna, dan Cagliari bisa dikalahkan.

Sapu bersih tripoin lawan keenam rival kurcaci itu, maka target kuota 70 angka yang diapungkan Montella bakal sahih tercapai.

“Saya punya hasrat yang besar untuk lolos ke Liga Europa karena kami memiliki semua sarana untuk melakukannya. Mencetak gol di kompetisi antarklub Eropa akan menjadi kepuasan yang besar,” kata penyerang Gianluca Lapadula kepada Premium Sport.

Agenda yang ramah menyapa Milan saat memasuki April. Melihat peta kekuatan di klasemen dan hasil pada duel pertama, Rossoneri berpeluang besar memetik empat kemenangan dari lima laga.

Di luar agenda derbi Milan versus Inter medio bulan depan, Milan hanya akan menghadapi Pescara, Palermo, Empoli, dan ditutup oleh Crotone.

Semua lawan kategori kurcaci itu bisa dikalahkan Milan pada seri andata alias pertemuan pertama musim ini. Di kubu pesaing, Inter misalnya, akan menghadapi Milan, Fiorentina, dan Napoli selama April. 

Baca Juga:

Lazio kebagian lawan Napoli dan rival sekota, Roma. Pun Atalanta, yang harus meladeni Roma dan Juventus di periode yang sama.

Masalahnya, sederet liliput tadi bisa berubah jadi raksasa pada etape-etape terakhir kompetisi. Kekuatan bisa berlipat karena mereka juga bakal punya kepentingan dan target sendiri-sendiri terutama demi menjauhi degradasi.

Memori buruk musim lalu bisa dijadikan pelajaran. Pada pekan 34-37 ketika itu, Milan asuhan Cristian Brocchi berurutan cuma menghadapi tim-tim papan bawah, yakni Carpi, Verona, Frosinone, dan Bologna, sebelum bertemu Roma di giornata penutup.

Alih-alih ngegas dalam jadwal yang ringan, Rossoneri tersandung. Mereka cuma meraup lima poin dari kemungkinan maksimal 15 angka yang tersedia di lima pekan terakhir itu.

Ujung-ujungnya, hal itu berpengaruh terhadap kegagalan mereka finis di zona antarklub Eropa. Jadi, hasil akhir Milan musim ini bakal kembali tergantung pada kemampuan menyikapi kekuatan tersembunyi rival semenjana.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P