Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Ruang Tembak Tottenham Makin Terbatas

By Rabu, 29 Maret 2017 | 10:10 WIB
Gelandang serang Tottenham Hotspur, Christian Eriksen (kiri), terlibat perebutan bola dengan striker Chelsea, Diego Costa, dalam laga Premier League di Stadion Stamford Bridge, London, 26 November 2016. (SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

 Seperti Kevin De Bruyne di Manchester City, sekurangnya pada musim lalu, peran Christian Eriksen di Tottenham sangat krusial dalam serangan. Eriksen membuat rata-rata tertinggi dalam pembuatan peluang di Premier League, yakni tiga buah per laga.

Penulis: Christian Gunawan

Nasib keduanya boleh jadi mirip musim ini. De Bruyne mendapatkan sorotan karena menurun dalam aspek serangan dibandingkan musim lalu.

Kontribusi Eriksen juga dipertanyakan walau membuat banyak peluang dalam laga Spurs. Namun, para suporter The Lilywhites boleh jadi mengurangi keraguannya terhadap kemampuan menyerang pemain tim nasional Denmark ini.

Gelandang yang diboyong Spurs dari Ajax pada Agustus 2013 dengan transfer sekitar 11 juta pounds itu sedang menikmati musim yang terbilang bagus.

Eriksen mencetak 10 gol dan membuat 12 assist untuk klub London Utara itu di semua kompetisi. Khusus di Premier League, Eriksen menggoreskan enam gol dan 10 assist.

Status terakhir Eriksen menegaskan kemahiran ofensif itu sekaligus menaikkan kewaspadaan lawan terhadap Eriksen sejak di lini tengah.

 

Dengan gol terakhirnya ke gawang Southampton, pemain berusia 25 tahun itu juga memimpin dalam sebuah statistik.

Sejak 2013, tepatnya sejak debut pada September 2013, hingga kini pemain Denmark ini menjadi pencetak gol terbanyak di Premier League dengan tembakan dari luar kotak penalti.

Pemain binaan OB dan Ajax itu telah 13 kali melakukannya sejak laga pertamanya itu, semakin menjauh dari pemain-pemain menyerang bagus lainnya di EPL.

Yang terdekat Philippe Coutinho (Liverpool) dan Yaya Toure (Manchester City), dua gol lebih sedikit untuk yang dibuat dari luar kotak penalti. Gylfi Sigurdsson (Swansea) menyusul dengan 10 gol.

Rekan seklubnya, Harry Kane, membuat tujuh gol tembakan dari luar kotak penalti lawan sejak 2013.

Incaran Kubu Besar

Boleh jadi salah satu penyebab Eriksen tampil kurang konsisten adalah permintaan pelatih Mauricio Pochettino agar Eriksen tampil di beberapa posisi.

Baca Juga:

Selain menaikkan konsistensi, Eriksen pun masih mesti memperbaiki penempatan posisi diri ketika tidak menguasai bola.

Bagaimanapun, selain paten dalam melesatkan tembakan jarak jauh, kemahiran lain Eriksen juga membuat dirinya semakin disukai publik White Hart Lane.

Kendati dua rekannya, Kane dan Dele Alli, mendapat lebih banyak perhatian, Eriksen mampu memberikan kontribusi besar juga.

Aksinya membuat operan apik dan mengoyak pertahanan lawan dengan keseimbangan kerap mengundang decak kagum.

Publik Lane layak berharap Eriksen tak tergoda pindah mengingat tautan dengan banyak klub besar Eropa seperti Barcelona, Real Madrid, dan FC Bayern.

“Saya belum memikirkannya. Saya menjalani hari demi hari. Saat ini, kontrak saya masih tersisa tiga tahun lebih. Saya merasa nyaman dan senang berada di Tottenham,” ucap Eriksen kepada Ekstra Bladet di sela-sela latihan timnas Denmark.

Berbeda dari lawan yang mesti membatasi ruang gerak Eriksen di lini tengah, Spurs tak bisa meminta Eriksen menurunkan sinar terangnya.

Entah apakah Lilywhites bisa menahan pemain terbaik Denmark 2013-2015 itu kala ada tawaran besar.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P