Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mungkinkah Nico Rosberg punya firasat baik, bahwa tahun ini Mercedes bukan lagi tim jawara sehingga dia memilih pensiun selepas jadi juara dunia tahun lalu? Bisa ya, bisa tidak.
Penulis: Arief Kurniawan
Yang pasti, Mercedes masih menjadi tim papan atas. Namun, apakah bisa bisa menjadi yang terbaik seperti tiga musim terakhir.
Jawaban atas pertanyaan itu baru bisa dilihat setelah balapan musim ini. Jika selama tes pramusim di Catalunya, Mercedes menggunakan setelan mesin yang tidak maksimal, misalnya hanya 80-90 persen dari kekuatan, sudah pasti Ferrari akan gigit jari.
Dengan kekuatan yang tidak maksimal saja catatan waktu yang dibuat oleh Lewis Hamilton dan sang pengganti Rosberg, Valtteri Bottas, sudah sangat kompetitif. Mercedes bukan kali ini saja melewati tes pramusim dengan kekuatan mesin tidak 100 persen.
Mereka lebih memilih cara lain yakni menguji daya tahan mobil dengan melakukan ribuan lap dan sebisa mungkin tanpa masalah. Berkali-kali pola seperti ini berhasil, dari tes pramusim hingga berujung pada diraihnya titel juara dunia pebalap dan konstruktor pada akhir musim.
Bottas yang baru kali ini mengikuti program unik Mercedes ini mengatakan bahwa tim barunya itu memiliki banyak hal yang perlu dimaksimalkan.
"Selama menjalani tes, kami menguji banyak hal untuk mengembangkan mobil. Ada yang bagus dan ada yang tidak. Semua memengaruhi performa mobil. Nah yang belum baik itulah yang mesti kami cari tahu solusinya," ujar pebalap Finlandia tersebut.
Lewis Hamilton juga merasakan hal sama dengan Bottas. Secara umum dia sangat puas dengan daya tahan mobil baru Mercedes, F1 W08, dan juga tentu saja kecepatannya.
"Akan tetapi, selama tes saya tidak bisa menggeber mobil lebih kencang dari yang saya mau karena tim sudah menyetel kemampuannya seperti itu,” kata juara dunia 2008, 2014, dan 2015 ini.