Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Gareth “Conte” Southgate memilih buat bereksperimen menggunakan skema baru 3-4-3, yang relatif asing buat tim nasional Inggris, saat menghadapi Jerman. Hasilnya, Inggris kalah dan tak mampu mencetak gol.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Kesuksesan Antonio Conte dan Chelsea di Premier League musim ini agaknya meyakinkan Southgate bahwa Tim Tiga Singa juga punya potensi meraih kesuksesan serupa dengan pakem yang sama.
Southgate tentu sudah punya pertimbangan matang. Hanya, Inggris masih butuh proses. Setiap perubahan memang memakan waktu dan tak mungkin instan.
Apalagi melihat representasi The Blues di starter laga melawan Jerman memang cuma satu orang, Gary Cahill, sehingga otomatis kefasihan menerapkan pola serupa di sebuah pertandingan masih dipertanyakan.
Tentu saja banyak alibi lain, seperti ketangguhan Jerman yang tidak boleh dilupakan sebagai juara Piala Dunia 2014.
Sisi positifnya, banyak hal bagus dari tim muda dan bertenaga Inggris saat berjumpa Jerman tersebut, sehingga pantas melihat peluang skema serupa dipakai lagi ketika Tiga Singa menjalani duel sesungguhnya: partai lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa melawan Lituania di Wembley (26/3).
Lituania jelas bukan Jerman, yang punya individual tangguh. Tim tamu menjadi salah satu yang terlemah di Grup F, sehingga kekhawatiran tak terciptanya gol lagi seperti kala bersua Jerman seharusnya bisa dihindari.
Tiga Penyerang
Southgate memainkan trio Delle Alli, Jamie Vardy, dan Adam Lallana di pos tiga penyerang depan (walau realitasnya Lallana dan Alli lebih bermain ke dalam), tapi tak satu pun yang mampu mengemas sebuah gol.