Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Malang selama ini dikenal sebagai salah satu kiblat sepak bola di Tanah Air dengan prestasi yang dibuktikan oleh Arema FC dalam beberapa tahun terakhir. Namun di mata Rohanda, tokoh sepak bola sekaligus pelatih asal Malang, perjalanan sepak bola di Malang secara umum masih mencari separuh jalan yang hilang.
“Kalau menurut saya masih separuh jalan, karena secara umum Malang dengan banyak potensi yang dimiliki harusnya bisa memberikan prestasi dan sumbangsih lebih besar lagi,” ujar pelatih berlisensi A AFC yang kini lebih banyak menangani pemain usia dini di klub Indonesia Muda Malang, saat ditemui di rumahnya di daerah Jalan Semeru, Kota Malang, Jumat (24/3/2017).
Separuh jalan lainnya, menurut Rohanda, harus diimbangi dengan pengembangan embrio sepak bola Malang seperti mulai melirik lagi Persema Malang, yang terpaksa harus terhambat perkembangan dan perjalanannya di sepak bola Indonesia karena memilih mundur dari Liga Super Indonesia pada 2010, yang berimbas mundurnya Persema sebagai anggota PSSI.
Namun, Rohanda merasa mendapatkan secercah harapan pada saat mengetahui Persema tengah bersiap meretas jalan dari Liga Nusantara.
“Mungkin masih ada harapan, semoga Persema di bawah naungan pak Haris Tofly bisa bangkit lagi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia,” ujarnya.
Pantas bila pria yang akrab disapa Kandut ini sepertinya ingin bernostalgia dengan eksistensi Persema, karena pada tahun 80-an hingga 2008 dia juga berkecimpung di Persema sebagai pelatih. Hal yang paling dikenangnya adalah saat terjadi derby Malang antara Arema dan Persema.
“Kalau mengenang saat itu, kadang kita rindu,” ucap pelatih berusia 67 tahun ini.
Baca Juga:
Menurut Rohanda, keberadaan Persema dan Arema saat itu jangan hanya dilihat dari panasnya pertandingan jika kedua tim bertemu, namun harus digarisbawahi bahwa di antara keduanya juga terdapat simbiosis mutualisme.
“Dulu kalau ada pemain Persema bagus, pasti dilirik oleh Arema, mulai dari Aji Santoso hingga Ahmad Bustomi dulu juga berawal dari Persema,” tandasnya.
Selain fokus di sepak bola usia dini, Rohanda saat ini memperbaharui keilmuan dan taktik strategi dengan banyak mengambil literatur dari sepak bola modern di luar negeri.
“Kalau kita tidak mengikuti ya ketinggalan,” tutur Rohanda yang berniat membuat buku tentang taktik sepak bola ini.
Lepas dari nama Arema dan Persema, Malang dikenal sebagai daerah yang memiliki antusias tinggi dalam sepak bola. Ratusan SSB yang berdiri di seluruh penjuru Malang Raya menjadi bukti bahwa menjadi pemain sepak bola adalah cita-cita terpendam dari anak-anak muda di Malang.