Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Eks Manchester United, Sir Alex Ferguson, membahas fenomena sejumlah pemain yang ingin beralih profesi menjadi pelatih.
Menurut Ferguson, banyak pemain terburu-buru berpikir untuk menjadi pelatih. Tak ayal, mereka sudah mulai mengambil kursus lisensi ketika masih menjalani karier sebagai pemain.
"Mereka mungkin mengambil lisensi pada usia 32 atau 33, kemudian berencana menjadi manajer dua atau tiga tahun kemudian," tutur Ferguson.
Secara pengetahuan, sang calon pelatih mungkin sudah memenuhi persyaratan. Namun, dinilai Ferguson, ada risiko ketidaksiapan mental apabila terlalu cepat menjajal karier kepelatihan.
Baca: Empat Pemain Gratisan yang Bisa Jadi Marquee Player di Indonesia
#TBT: @WesBrown24, @Cristiano and @LuisNani all found the net as we beat Liverpool 3-0 on this day in 2008! pic.twitter.com/JevVbngZqV
— Manchester United (@ManUtd) March 23, 2017
Oleh karenanya, sebagian besar di antaranya kandas pada awal karier. Ambil contoh Gary Neville. Pada 2015 atau ketika usianya baru 40 tahun, dia berani menerima pinangan Valencia.
Hanya tiga bulan berselang, bekas anak asuh Ferguson di Man United itu menerima surat pemecatan dari Valencia. Klub dianggap gagal memenuhi target dengan catatan sebelas kekalahan dari 28 laga.
"Industri ini sangat serius. Anda harus meraih kemenangan. Kalau idak melakukan persiapan seperti saya, Anda akan menderita," kata Ferguson.
"Terlebih lagi, sikap pemilik klub saat ini berbeda dibandingkan era saya. Mereka tidak cukup sabar," ucap sosok asal Skotlandia itu.
Pesan Ferguson bisa menjadi masukan untuk para pemain yang tengah bersiap memasuki karier kepelatihan di papan atas. Sejumlah contoh adalah Ryan Giggs dan Steven Gerrard, yang mulai masuk ke Akademi Liverpool.