Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Yoo Jae-hoon boleh jadi cuma satu dari ratusan pesepak bola asing yang mencari peruntungan dan penghidupan di Indonesia. Hanya, kiper berpaspor Korea Selatan ini layak menepuk dada karena punya keistimewaan dibanding legiun impor lainnya.
Penulis: Andrew Sihombing
Penjaga gawang yang kini berusia 33 tahun itu melakoni debut di Indonesia pada musim 2010-11. Persipura merupakan klub Tanah Air pertama yang dibelanya.
Hasilnya moncer. Persipura meraih gelar juara sebagai tim yang paling sedikit kebobolan (23 gol dalam 28 pertandingan).
Hal serupa ditorehkannya bersama Tim Mutiara Hitam di kompetisi musim 2013. Kali ini, jumlah kebobolan Persipura lebih baik dengan hanya menelan 18 gol dalam 34 laga.
Sempat berkelana bersama Bali United dan Pusamania Borneo FC, akhirnya ke Persipura jua Jae-hoon kembali di ajang TSC 2016. Lagi-lagi pria kelahiran Ulsan tersebut mempersembahkan mahkota juara.
Tiga gelar ini menjadikan Jae-hoon sebagai pemain asing tersukses yang pernah merumput di Indonesia sejak era Liga Super. Ya, Jae-hoon, bukan Cristian Gonzales, bukan Beto Goncalves, atau yang lain. Sekali lagi, Yoo Jae-hoon!
Baca Juga:
Beruntung
Prestasi Jae-hoon bisa jadi belum akan berhenti. Dalam sejumlah kesempatan berbicara dengan awak media, eks penggawa Daejeon Citizen ini belum berpikir untuk gantung sepatu.
Persipura bisa jadi bersyukur memiliki kiper dengan kualitas teknik serta komitmen setinggi Jae-hoon. Tapi, boleh jadi juga Jae-hoon yang beruntung karena direkrut oleh Mutiara Hitam. Setidaknya hal itu yang diakui sendiri oleh sang pemain.
"Yoo Jae-hoon adalah Persipura. Kalau tidak ada Persipura, tidak akan ada nama saya di Indonesia. Tidak pernah lupa hal itu," tulis Jae-hoon di akun Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.
"Selama saya di sini, memang ada godaan dari tim di Indonesia dan luar Indonesia. Tapi, saya betah di sini karena mereka setia pada saya. Jadi, saya juga selalu prioritaskan Persipura. Inilah keluarga saya."