Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
19 Indonesia, Indra Sjafri menyebut panggilan membela negerinya dalam sepak bola itu jihad.
Indra Sjafri mengatakan, menerima dan membela timnas lalu mewakili negara dalam laga internasional lebih dari sebuah kebanggaan.
”Begitu PSSI menunjuk saya kembali menangani timnas U-19, perasaan saya seperti mendapat panggilan untuk tugas membela negara,” kata Indra Sjafri kepada JUARA.
Tanpa berpikir panjang, pria kelahiran Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 64 tahun yang lalu ini langsung menerima panggilan PSSI. Indra pun meninggalkan seluruh fasilitas yang dinikmatinya di Bali United.
”Kepercayaan yang diberikan PSSI, hakekatnya datang dari Tuhan."
Pelatih Timnas U-18 Indonesia, Indra Sjafri
”Sebuah perjuangan membutuhkan pengorbanan. Membela timnas adalah sebuah panggilan jihad bagi saya sebagai muslim,” tutur Indra.
”Saya siap mengorbankan segala yang dimiliki untuk kejayaan bangsa,” katanya penuh keyakinan.
Bagi Indra, Jihad yang sesungguhnya itu ada pada komitmen jiwa dan loyalitas pribadi terhadap agama, bangsa, dan negara.
”Saya berjihad sesuai dengan kompetensi saya sebagai pelatih sepak bola," ucapnya.
Baca juga:
Berkaca dari pengalaman mengasuh Evan Dimas Cs, gelandang PSP Padang era 1986-1991 ini, sangat optimistis menangani timnas U-19. Karena, semua yang dilakukan bagian dari ibadah kepada Sang Kuasa.
”Kepercayaan yang diberikan PSSI, hakekatnya datang dari Tuhan. Berarti, Yang Maha Kuasa memberikan kesempatan untuk beribadah lebih kuat lagi kepada-Nya,” tutur Indra.
Semangat spiritual ini menjadi poin penting bagi Indra dan harus ditularkan kepada anak asuhnya.
”Anak-anak harus memahami nilai ini. Tuhan telah memberi kesempatan kepada kami untuk berjihad, maka manfaatkanlah dengan semaksimal mungkin sebagai ibadah,” ucap Indra.