Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bila menarik garis sejarah hanya sampai era Liga Super Indonesia, sepak bola kasta teratas Indonesia didominasi pemain dari Amerika Latin dan Afrika. Bagaimana dengan Asia?
Penulis: Andrew Sihombing/Gonang Susatyo/Suci Rahayu/Ovan Setiawan
Ternyata, pemain impor dari negara-negara Asia tak sampai sepertiga dari total legiun asing di bal-balan Tanah Air.
Korea Selatan menjadi produsen terbanyak dengan 48 pemain. Australia ada di posisi kedua dengan 18 pemain.
Tapi, di mata penikmat sepak bola Indonesia, peran Australia belum terlalu diperhitungkan. Jepang, yang diwakili oleh 11 pemain, justru lebih dilihat sebagai kiblat selain Korsel.
Dua negara ini disebut sebagai kiblat karena dianggap memiliki liga terbaik di Benua Kuning. Apalagi, Korsel dan Jepang sama-sama memperlihatkan prestasi oke di Piala Dunia 2002.
“Saat keran pemain Asia dibuka, klub-klub Indonesia melirik pesepak bola Korsel dan Jepang. Pemain dari dua negara itu boleh dibilang berhasil memikat klub Indonesia,” ujar Eduard Tjong, yang sudah malang-melintang menangani berbagai klub kasta tertinggi.
"Pemain Korsel dan Jepang dinilai punya karakter ngotot dan petarung seperti saat tampil di Piala Dunia 2002," tuturnya.
Baca Juga:
Kendati begitu, faktor agen ikut menentukan. Menurutnya, agen pemain lebih banyak menawarkan pemain Korsel dan Jepang ketimbang negara lain seperti China atau dari Jazirah Arab seperti Arab Saudi, Iran, maupun Irak.
Hal terakhir ini diakui oleh agen pemain, Gabriel Budi Luminto.
"Pemain dari China atau Timur Tengah lebih suka bermain di negaranya. Selain itu, karakter pemain Korsel dan Jepang lebih cocok dengan gaya sepak bola Asia Tenggara. Kultur juga berpengaruh," tuturnya.
Mengajak
"Tawaran dari agen pemain Jepang dan Korsel memang lebih banyak. Tapi, belakangan yang dari Australia juga semakin gencar. Selain memang bagus, mereka juga punya disiplin tinggi serta mudah beradaptasi dengan cuaca dan kompetisi Indonesia," tutur pelatih Madura United, Gomes de Oliveira.
Pemain Korsel yang sudah cukup lama bermain di Indonesia juga kerap mengajak rekan-rekannya untuk bergabung. Gelandang Persija, Hong Soon-hak, mengaku terpengaruh ajakan Lim Joon-sik, yang sudah bermain di Indonesia sejak 2010.
Tak hanya itu, para pemain Korsel ternyata saling mengingatkan rekanrekannya agar tidak berperilaku buruk di Indonesia.
Dengan perilaku yang tidak neko-neko, mereka disukai agen dan klub.
“Jangan sampai pemain Korsel dicap buruk karena perilaku atau sikapnya. Ini bisa berpengaruh pada pemain lain yang ingin ke Indonesia. Mereka yang di sini selalu mempromosikan sepak bola Indonesia. Saya pun melakukan hal sama agar ada pemain lain yang datang,” kata Soon Hak.
Pemain dari Asia Barat sesungguhnya pernah mencicipi sepak bola Indonesia. Namun, mereka gagal bersinar. Salah satunya Kanaan Nakhjavani asal Iran yang sempat membela Persijap Jepara.