Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih asal Italia, Cesare Prandelli, mengaku telah menolak tawaran menjadi manajer Leicester City.
Jabatan tersebut lowong setelah manajemen memecat Claudio Ranieri pada 23 Februari 2017. Keputusan Leicester dikritik karena Ranieri memiliki jasa besar.
Prandelli turut meramaikan arus kritik untuk tim berjulukan The Foxes. Atas dasar solidaritas terhadap Ranieri yang sama-sama berasal dari Italia, dia juga menolak lamaran Leicester.
"Saya mengatakan tidak kepada Leicester. Ada pendekatan, tetapi saya langsung menolaknya," tutur Prandelli.
"Anda tidak bisa pergi ke sana setelah melihat bagaiaman Ranieri diperlakukan, titik," ucap eks pelatih tim nasional (timnas) Italia itu.
Baca: Ketika Didier Drogba dan Samuel Eto'o Bicarakan Persib Bandung...
2014/15: Chelsea win the Premier League.
— Squawka Football (@Squawka) February 23, 2017
2015/16: Mourinho sacked.
2015/16: Leicester win the Premier league
2016/17: Ranieri sacked. pic.twitter.com/moQEsxMKGI
Banyak pihak memang menganggap Ranieri pantas menerima apresiasi lebih. Pria berjulukan The Tinkerman itu menghadirkan gelar juara Premier League - kasta teratas Liga Inggris - untuk kali pertama sepanjang sejarah Leicester.
Kesuksesan Leicester pada musim 2015-2016 itu mengejutkan dunia karena mereka tidak melakukan belanja besar seperti Manchester City, Manchester United, atau Liverpool.
"Ranieri mencapai prestasi luar biasa yang tidak bisa diulangi. Memenangi gelar bersejarah, dia dibuang beberapa bulan berselang. Artinya, seseorang harus merenungkan situasi ini," tutur Prandelli.
Baca: Kata Jose Mourinho terkait Sang "Anak Emas", Michael Essien