Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kupang Jadi Kota 'Jajahan' Pertama Pusamania Borneo FC

By Yan Daulaka - Rabu, 15 Maret 2017 | 21:15 WIB
Penyerang Pusamania Borneo FC, Fandi Ahmad (kanan) merayakan gol PBFC II ke gawang Sriwijaya FC pada fase penyisihan Grup D Piala Presiden 2017 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar. (YAN DAULAKA/JUARA.NET)

KUPANG, JUARA.net – Pusamania Borneo FC (PBFC) punya program penting dalam pembinaan pemain muda. Ibu Kota Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang, pun ’dijajah’ klub Liga 1 asal Samarinda itu.

Kini, manajemen Pusamania Borneo FC (PBFC) siap membangun kekuatan dengan memburu pemain U-19 dan U-21 dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Beberapa daerah yang diketahui gudang talenta muda akan didatangi guna menggelar seleksi. Kota pertama yang akan dikunjungi adalah Kupang.

Di Ibu Kota Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, tim seleksi PBFC menggelar seleksi selama dua hari. Pelatih Ricky Nelson jadi pemimpin ajang ini di lapangan Akademi Bali United pada 17 dan 18 Maret 2017.

”Kupang dapat giliran pertama karena memiliki stok pesepak bola potensial yang jarang terpantau.”

Direktur Akademi PBFC, Ricky Nelson

”Kupang menjadi kota pertama yang akan menggelar seleksi PBFC junior untuk level U-21 dan U-19. Mereka akan dipersiapkan untuk berkompetisi di level nasional,” kata Ricky kepada JUARA.

Tangan dingin Ricky Nelson menjadi pertimbangan manajemen PBFC untuk mempercayai dalam menggali potensi terpendam di wilayah timur Indonesia.

Apalagi, Ricky baru saja mengantarkan PBFC II jadi finalis Piala Presiden 2017, sebelum dikalahkan Arema FC.

Untuk seleksi ini, selain Kupang akan digelar di dua kota lain. Seleksi yang digelar PBFC juga akan digelar di Malang pada 22 dan 23 Maret 2017.

Baca juga:

Lalu pada 28 dan 29 Maret 2017, seleksi pemain junior PBFC akan dilaksanakan di Makassar.

Ricky, yang mengantongi lisensi B AFC, masih memiliki PR (pekerjaan rumah) untuk membentuk tim junior yang tangguh.

Atas dasar itu, eks pelatih Villa 2000 ini mencari talenta terbaik Indonesia di beberapa daerah.

”Kalau di Makasar, letak geografis menjadi salah satu alasan. Karena pemain dari Maluku, Papua, dan Manado  bisa datang ke kota tersebut,” ucap Ricky.

Begitu pula dengan Malang, kota yang memiliki tradisi sepak bola yang kuat serta mudah dijangkau di Pulau Jawa.

”Kupang dapat giliran pertama karena memiliki stok pesepak bola potensial yang jarang terpantau.”

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P