Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sensasi Monaco, Pemulihan Didukung Banyak Faktor

By Rabu, 15 Maret 2017 | 16:02 WIB
Penyerang AS Monaco, Valere Germain (kanan), melakukan selebrasi dengan rekan setimnya, Radamel Falcao, seusai mencetak gol ke gawang Lorient dalam laga lanjutan Ligue 1 2016-2017 di Stadion Louis II, Monako, pada 22 Januari 2017. (VALERY HACHE/AFP)

Bangkit dari keterpurukan bukan perkara mudah, bahkan untuk pemain bintang. Pemain bersangkutan mesti menyodorkan bukti lagi kemampuan bagusnya yang sebelumnya gagal muncul di tengah harapan besar.

Penulis: Christian Gunawan

Radamel Falcao mampu memberikan bukti tersebut. Kendati memiliki talenta, Falcao memerlukan beberapa faktor pendukung lesatan di kesempatan keduanya tersebut. Penyerang Kolombia itu bernasib bagus. Faktor-faktor itu berkolaborasi pada musim 2016/17.

Ligue 1, Pusat Rehabilitasi

Ligue 1 semakin mengukuhkan diri sebagai liga tempat pemain meraih kembali kecakapannya yang hilang, terutama setelah mencicipi Premier League. Buktinya cukup banyak belakangan ini.

Ya, Falcao bukan satu-satunya yang kembali segar di Ligue 1. Mario Balotelli tajam di Nice usai musim jelek di Liverpool. Angel Di Maria melesat usai musim lumayan saja di Manchester United.

Memphis Depay, baru pindah sejak Januari ke Lyon, mampu memperlihatkan kemampuan yang mampat di United.

Lihat juga Hatem Ben Arfa. Pemain yang 7 Maret lalu genap berusia 30 tahun ini bangun dari mimpi buruk di Newcastle.

Di Nice musim silam, pelatih Claude Puel (kini di Southampton) menciptakan relasi penuh kepercayaan bak ayah-anak dengan Ben Arfa.

Hasilnya, sang sayap menggeliat dengan segenap kemampuannya. Hanya dalam semusim, ia bisa mengoleksi 17 gol dari 32 laga melalui penampilan lepas yang nyaris tak terlihat di Inggris.

Masih harus ditelaah lebih lanjut, tapi boleh jadi atmosfer persaingan yang lebih santai dibandingkan dengan EPL memungkinkan Ligue 1 lebih mudah dilakoni pemain.

Baca Juga:

Jago Alami

Anggapan bahwa Falcao cuma bagus di Ligue 1 tentu tidak beralasan. Penyerang Kolombia itu memang jeblok di Premier League, tapi ia memperlihatkan ketajaman tinggi di La Liga.

Selama dua musim di Atletico, penyerang kelahiran Santa Marta ini mencetak 52 gol dari 68 laga. Ia berandil dalam perolehan Copa del Rey dan Liga Europa klub ibu kota Spanyol itu.

Sebelum ke Negeri Matador, Falcao juga tajam di Primeira Liga Portugal. Falcao merupakan top scorer Liga Portugal 2010/11 dan menjadi andalan FC Porto meraih gelar liga, Piala Liga, dan Liga Europa di musim tersebut.

Punya Tandem Sehati

Salah satu kunci kemampuan Falcao menemukan kembali ketajamannya adalah penerapan dua penyerang di Monaco. Sistem ini berjalan di Atletico, terutama pada 2012/13 ketika ia mencetak 28 gol.

Di Monaco saat ini, penyerang bertinggi badan 177 cm itu membentuk duet padu dengan Valere Germain. Kombinasi keduanya menghasilkan 25 gol sampai pekan ke-28.


Penyerang AS Monaco, Radamel Falcao (tengah), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Metz bersama rekan setimnya dalam partai Ligue 1 di Stadion Louis II, Monako, 11 Februari 2017.(YANN COATSALIOU / AFP)

“Kami tidak perlu berusaha keras untuk dapat saling memahami. Keserasian itu datang secara alami. Pelatih menyandingkan kami sejak awal musim dan kami langsung padu,” ucap Germain pada Januari silam. Keputusan pelatih Leonardo Jardim pun layak mendapatkan pujian.

Hanya, mencuatnya anak muda, Kylian Mbappe, bisa mengoyak duet ini. Namun, kualitas Falcao mungkin akan menjamin tempat di tim inti Monaco, siapa pun tandemnya.

Jarang Cedera

Bakat dan kemahiran takkan berarti bila kondisi fisik pemain tak mendukung. Falcao bisa mulai merasa lega karena fisiknya tak hancur-hancuran lagi. Ya, berkali-kali mengalami cedera di Inggris, Falcao jarang merasakannya lagi di Prancis.

Eks pemain River Plate itu sempat cedera akhir bulan lalu, tapi ia sudah bersiap kembali bermain setelah beristirahat selama kurang dari dua pekan.

Keberuntungan

Terakhir, tapi mungkin bukan yang paling akhir, Falcao dinaungi keberuntungan yang cukup besar.

Monaco bersedia memainkan kembali pemain kelahiran 10 Februari 1986 itu setelah masa peminjaman tak mengesankan di dua klub besar Inggris. Nasib baik masih menaungi Falcao.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P