Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Menilik Talenta Lokal dan Posisi Widodo CP di Sriwijaya FC

By Kamis, 16 Maret 2017 | 14:11 WIB
Widodo C Putro saat memimpin latihan timnas senior di Lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Rabu (5/11). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA)

Kepada Tabloid BOLA beberapa waktu lalu, Sekretaris Sriwijaya FC, Achmad Harris, menyebut Laskar Wong Kito punya niat serius membina talenta lokal Sumatra Selatan.

Penulis: Noverta Salyadi/Andrew Sihombing

Selama satu dekade terakhir, Sriwijaya FC memang telah menjadi klub kebanggaan warga Sumatra Selatan.

Tim yang merupakan reinkarnasi dari Persijatim Jakarta Timur ini setidaknya akan terus tercatat sebagai klub Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar ganda, yakni Divisi Utama 2007-2008 dan Piala Indonesia 2008.

Prestasi Sriwijaya tak lekang saat kompetisi kasta teratas berubah nama menjadi Liga Super Indonesia. Gelar juara pada edisi 2011-2012 merupakan buktinya.

Namun, tetap saja ada yang terasa kurang bagi masyarakat Sumatra Selatan. Sriwijaya dianggap lebih cenderung memboyong pemain-pemain bintang dari luar Sumsel daripada memaksimalkan bakat sepak bola putra daerah.

Kecenderungan tersebut bahkan diadopsi oleh Sriwijaya U-21.

Akademi junior Sriwijaya ini memang membuka pintu bagi pemain muda dari seluruh penjuru Tanah Air, seperti kiper Teja Paku Alam yang kelahiran Painan, Sumatra Barat, Novri Setiawan (Sumatra Barat), Hapit Ibrahim (Jakarta), Andritany Ardhiyasa (Jakarta), Manda Cingi (Lampung), Zalnando (Bandung), atau Yanto Basna (Papua).

Kebijakan itu yang kini diubah. Dalam dua gelombang seleksi, 7-9 Maret 2017 dan tengah pekan ini, manajemen menyertakan kepemilikan Kartu Keluarga atau Kartu Tanda Penduduk Sumatra Selatan sebagai persyaratan mengikuti seleksi U-21.

"Kami melihat Sumsel punya talenta sepak bola luar biasa dan mencoba mulai memprioritaskan mereka. Sayang sekali bila banyak bakat hebat dari sini, tapi malah mengambil dari luar daerah," ujar Harris.