Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Dongeng Lincoln City di Piala FA berakhir setelah kalah 0-5 dari Arsenal pada perempat final di Stadion Emirates, Sabtu (11/3/2017). Namun, ada kebanggaan luar biasa dari prestasi klub kasta kelima Liga Inggris itu.
Hal itu dikatakan kapten klub asal National League itu, Luke Waterfall. Dia sampai-sampai perlu mencubit lengannya sendiri untuk membuktikan bahwa dirinya tidak sedang berkhayal.
"Saya seolah perlu mencubit diri sendiri karena bertanding di hadapan 60.000 penonton. (Lolos ke perempat final) Ini merupakan sebuah langkah jauh, apalagi berhadapan dengan bintang-bintang dunia," ujar Waterfall kepada BBC seusai laga.
Menghadapi Arsenal, Lincoln memang kalah kelas. Meski sempat memberi perlawanan alot hingga pengujung babak pertama, The Imps kalah 0-5 lantaran gol Theo Walcott, Olivier Giroud, Alexis Sanchez, Aaron Ramsey, dan bunuh diri Waterfall.
200 - Arsenal have now won 200 games at the Emirates Stadium, to reach their third FA Cup semi-final in four years. Familiar.
— OptaJoe (@OptaJoe) March 11, 2017
"Selama 45 menit, kami bisa menahan imbang 0-0. Kemudian, kami kemasukan sebelum jeda pertandingan," ujar Waterfall melanjutkan.
"Kekalahan (telak) ini bukanlah aib. Kami dapat dukungan dari 9.000 suporter dan bisa bermain dengan para pemain kelas dunia," tutur bek berusia 26 tahun itu.
Pendapat senada diucapkan pelatih Lincoln, Danny Cowley. Menurut dia, timnya telah menorehkan sejarah baru di Piala FA.
"Kami menjadi tim nonliga pertama dalam 100 tahun terakhir yang bisa tembus perempat final Piala FA. Kami harus bangga atas pencapaian itu," kata Cowley kepada BT Sport.
1 - Lincoln are the first non-league side to be in the last eight of the FA Cup since QPR in 1913/14. Dream.
— OptaJoe (@OptaJoe) March 11, 2017
Dalam perjalanan hingga perempat final, pasukan Cowley memang membuat kejutan. The Imps mengalahkan Ipswich Town, Brighton & Hove Albion, bahkan Burnley yang merupakan kontestan Premier League.
"Tak ada tempat untuk kritik. Saat ini justru menjadi waktu untuk refleksi dan mengambil pelajaran agar kami menjadi pesepak bola dan orang yang lebih baik," ucap mantan guru olahraga di Rayleigh ini.