Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Barcelona pernah memiliki tiga pelatih muda yang punya prestasi bagus, baik itu di kompetisi domestik maupun di antarklub Eropa.
Penulis: Dian Savitri
Dua di antara mereka, Frank Rijkaard dan Pep Guardiola, sudah lama meninggalkan Barcelona. Yang terakhir, Luis Enrique, akan segera menyusul hengkang.
Sebelum ini, Enrique selalu mengelak kalau ditanya apakah ia akan tetap menangani Barcelona kelar kontraknya selesai.
Berbagai spekulasi pun muncul. Akhirnya Enrique menyudahi semua gosip itu. Enrique menyatakan ia tidak akan memperpanjang kontrak dan bakal meninggalkan Barcelona pada akhir musim ini.
Yang membuat para pemainnya kaget adalah pernyataan dari Enrique datang sejenak setelah Barcelona mengalahkan Sporting Gijon 6-1 di pekan ke-25 La Liga, 1 Maret lalu.
Dengan kemenangan itu, Barcelona kembali ke puncak klasemen, posisi yang sebelumnya hanya mereka tempati selama satu pekan, yaitu kelar menang 6-2 atas Real Betis pada jornada pertama musim ini.
“Saya tidak akan berada di Barcelona musim depan. Saya butuh istirahat,” kata Enrique pada jumpa pers seusai pertandingan tersebut seperti dikutip dari The Guardian.
“Pada pramusim, saya mengadakan rapat dengan Albert Soler dan Robert Fernandez seputar kemungkinan tak akan memperpanjang kontrak. Mereka mengatakan saya tidak perlu terburu-buru untuk mengambil keputusan," katanya.
"Akan tetapi, saat itu sudah tiba. Selama ini saya menjalani pekerjaan untuk mencari solusi dan semuanya memberi saya waktu sangat sedikit untuk beristirahat,” ujar pelatih yang menangani Barcelona sejak musim 2014-2015 itu.
Soler adalah direktur olahraga, sementara Fernandez adalah sekretaris teknik Barcelona. Mengapa Enrique merasa lelah dan butuh istirahat?
Sejak menangani Barcelona, dengan target utama mengembalikan klub itu ke masa jaya seperti ketika dipegang oleh Guardiola, Enrique selalu menjadi pusat berita.
Salah sedikit saja strategi yang diterapkan, maka kritik akan berhamburan. Bahkan, tidak sedikit yang menyebut bahwa Barcelona saat ini bukan lagi Barcelona.
Lebih Buruk
Akumulasi rasa kecewa suporter Barcelona semakin tampak ketika Barcelona dihancurkan oleh Paris Saint-Germain 0-4 pada leg I babak 16 besar Liga Champions (14/2/2017). Semua kesalahan Enrique seakan tergambar dalam satu laga itu.
Rijkaard dan Guardiola juga memiliki catatan yang tidak bagus pada musim terakhir mereka di Barcelona untuk ajang antarklub Eropa.
Baca Juga:
Akan tetapi, keduanya sama-sama masih sanggup membuat Barcelona melaju hingga semifinal Liga Champions. Bersama Rijkaard, Barcelona kalah agregat 0-1 dari Manchester United pada musim 2007-2008.
Sementara itu, Guardiola harus menyaksikan anak-anak asuhannya disingkirkan oleh Chelsea dengan skor akumulatif 2-3 empat musim kemudian.
Dengan kalah 0-4 pada leg I, Enrique diyakini tidak akan bisa membalikkan keadaan dengan menang sedikitnya 5-0 pada leg II.
Akibatnya, kalau El Barca sungguh tersingkir di 16 besar, maka Enrique akan memiliki catatan musim terakhir di Eropa yang lebih buruk ketimbang Rijkaard dan Guardiola.
Enrique masih punya kesempatan untuk mendapatkan trofi musim ini. Setidaknya mereka sudah booking satu tempat di final Copa del Rey.
Lalu di La Liga, Barcelona kini berada di posisi teratas walau belum jelas bagaimana kelak kelanjutannya.
Yang jelas, Enrique sudah menyatakan bahwa ia akan konsentrasi penuh untuk mengawal Barcelona dalam tiga bulan terakhir musim ini. Setelah itu, adios, Enrique! Buena suerte! Semoga sukses di karier selanjutnya.