Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Belum Berujung, Pencarian Sponsor dan Pemain oleh Persipura

By Rabu, 8 Maret 2017 | 14:34 WIB
Pemain Persipura Jayapura melakukan latihan jelang pembukan Piala Presiden 2017 menghadapi PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada Rabu (1/2/2017). (GONANG SUSATYO/JUARA.NET)

Mencari sponsor utama sebuah klub untuk mengarungi kompetisi ternyata bukan pekerjaan mudah. Bahkan klub sebesar Persipura pun pasti mengamininya.

Penulis: Andrew Sihombing

"Sponsor tidak hanya mempertimbangkan nama besar klub, tapi tentunya dampak bagi bisnis mereka. Hal ini yang menyusahkan," kata Media Officer Tim Mutiara Hitam, Ridwan Bento Madubun, kepada BOLA selepas acara Anugerah Olah Raga Indonesia (AORI), Jumat (3/3/2017).

"Perusahaan melihat jumlah penduduk yang cuma 4 jutaan jiwa, itu pun sudah ditambah dengan Papua Barat, tidak cukup menggiurkan buat bisnis mereka," tuturnya.

Pencarian sponsor ini tak lepas dari pertikaian terkait izin kontrak karya antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport yang sudah menjadi sponsor resmi Persipura sejak 2012.

Dalam acara pemberian bonus 1 miliar rupiah pada awal Januari 2017 atas kesuksesan memenangi turnamen TSC, Persipura sempat melempar harapan agar perusahaan AS tersebut bersedia mengucurkan dana hingga 20 miliar sebagai sponsor utama.

Baca Juga: Terpilih Jadi Atlet Favorit AORI XXIX, Ini Komentar Boaz Solossa

"Tapi, dengan kondisi seperti sekarang jelas sulit. Kami juga memahami permasalahan yang tengah dialami oleh Freeport," ucap Bento.

"Hanya, memang tak mudah mencari pengganti. Persipura sudah mendekati 7 perusahaan selain Freeport dan Bank Papua, tapi tiga di antaranya sudah menolak," katanya.

Kondisi ini pula yang membuat manajemen berharap bisa menerima hak klub dari TSC. Menurut Bento, hak yang semestinya dipakai untuk membiayai anggaran klub belum juga diterima.

"Kami berharap segala sesuatu yang terkait dengan masa lalu diselesaikan dulu. Hak-hak klub belum diselesaikan oleh PT GTS sebagai operator turnamen waktu itu. Mungkin sebaiknya diselesaikan lebih dulu melalui Rapat Umum Pemegang Saham," kata Bento.

"Saya rasa, PSSI juga tidak mungkin berkilah bahwa itu merupakan kewajiban PT GTS. Kami percaya PSSI memiliki niat baik untuk memulai segala sesuatunya dengan lebih baik," tuturnya.

Playmaker dan Pelatih

Pencarian Persipura tidak cuma urusan finansial. Klub juga terus mempertimbangkan opsi kedatangan playmaker baru untuk menggantikan Robertino Pugliara, yang mengalami cedera parah di partai terakhir Piala Presiden 2017.

"Cedera Robertino bisa saja pulih dalam 3 bulan. Tapi, bisa menjadi 5-6 bulan karena tentunya ia butuh waktu untuk pulih betul dari trauma cedera. Yang jelas, dalam rapat terakhir, manajemen sadar dengan perlunya playmaker di tim," kata Bento.

Baca Juga:

Ricardo Salampessy cs sudah kembali berlatih awal pekan ini setelah vakum dua pekan.

Selain kegagalan di Piala Presiden, penampilan di turnamen antarperguruan tinggi se-Papua, JWW (John Wempi Wetipo) Cup, akan menjadi bahan untuk evaluasi tim oleh pelatih Angel Alfredo Vera.

Terkait nama yang disebut terakhir, pria asal Argentina ini disebut tetap berstatus sebagai pelatih Persipura. Sebelumnya, lisensi Alfredo disebut tidak sesuai dengan standar regulasi PSSI, yang mewajibkan pelatih klub Liga 1 harus mengantungi minimal lisensi A AFC.

"Persoalan lisensi Alfredo ini dibawa dalam pertemuan dengan AFC. Kami tentu berharap ditemukan jalan keluar terbaik dan tidak ada kendala lagi soal status Alfredo sebagai pelatih Persipura," kata Bento.

"Kegagalan di Piala Presiden juga tidak berpengaruh karena sulit mengukur kinerja hanya dari tiga pertandingan. Yang pasti, kami menunggu bukti dari Alfredo di kompetisi sesungguhnya," tutur Bento lagi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P